Indonesia akan substitusi impor bahan baku obat hingga 35%
Kesenjangan industri hulu memaksa Indonesia untuk menghabiskan sekitar USD712 juta per tahun untuk sumber bahan baku farmasi dari luar negeri

Jakarta Raya
Jakarta
Pemerintah mengatakan akan mengurangi impor bahan baku obat-obatan dan mensubstitusinya dengan produksi domestik hingga tahun 2022 mendatang.
Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan industri farmasi Indonesia yang terdiri lebih dari 220 perusahaan, 90 persen di antaranya masih fokus pada sektor hilir seperti formulasi obat.
“Di sisi lain, kesenjangan industri hulu memaksa Indonesia untuk menghabiskan sekitar USD712 juta per tahun untuk sumber bahan baku dari luar negeri,” ungkap Menteri Agus dalam konferensi virtual, Kamis.
Dia mengatakan untuk mengurangi ketergantungan bahan baku farmasi pada impor, pemerintah bekerja sama dengan pemangku kepentingan utama untuk merumuskan kebijakan dan peraturan dalam membangun ekosistem industri yang kondusif yang memungkinkan Indonesia untuk mandiri.
Menperin mengatakan agar hal ini terjadi, pemerintah sedang menyusun kebijakan yang diharapkan akan menarik minat investor asing dan domestik untuk berinvestasi dalam produksi barang-barang pengganti impor, serta meningkatkan penggunaan bahan baku yang diproduksi secara lokal dan barang setengah jadi.
“Kami akan terus meningkatkan kualitas kebijakan terkait industri untuk pertumbuhan industri yang berkelanjutan dan mendukung investasi di Indonesia, baik domestik maupun asing,” tambah dia.
Menperin menambahkan bahwa sebagai salah satu tujuan investasi dunia, Indonesia semakin dekat untuk menjadi basis produksi ASEAN bagi para produsen global dan bangkit sebagai pemain utama dalam rantai nilai global.
Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.