Indonesia akan kembangkan listrik arus laut di Selat Pantar, NTT
Selat ini memiliki kecepatan arus rata-rata sekitar 2 m/s, sehingga potensial dikembangkan sebagai sumber pembangkit listrik

Jakarta Raya
JAKARTA
Indonesia memulai pra studi kelayakan pemanfaatan arus laut untuk pembangkit listrik di Selat Pantar, Nusa Tenggara Timur.
“Saat ini sudah selesai tahap pengunduhan data kecepatan arus laut selama sebulan di selat tersebut,” ujar keterangan dari Tim Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan (P3GL), Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Selasa.
Selat Pantar adalah salah satu titik yang mempunyai potensi energi laut cukup besar.
Sebelumnya pemerintah juga akan mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Arus Laut (PLTAL) Selat Gonzalu di Kabupaten Flores Timur, NTT.Berdasarkan penelitian Kementerian ESDM pada 2011, selat ini memiliki kecepatan arus rata-rata sekitar 2 m/s, sehingga potensial dikembangkan sebagai sumber pembangkit listrik.
Pada 2016, pemerintah juga menemukan sejumlah sejumlah selat yang potensial untuk dikembangkan sebagai PLTAL.
Kecepatan arus yang besar umumnya berada di perairan sekitar Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur, berkisar antara 0,6 hingga 3,5 m/s.
Kecepatan arus lebih dari 2m/s terdapat di Selat Pantar, Lombok, Toyapakeh, Larantuka, Alas, Molo, Sunda, dan Boleng.
Secara umum, tipe pasang surut (pasut) di perairan Indonesia adalah tipe pasut semidiurnal, artinya dalam satu hari terdapat dua kali pasang dan dua kali surut.
PLTAL memanfaatkan energi arus laut sebagai sumber energi, arus laut yang merupakan energi kinetik dimanfaatkan untuk menggerakkan turbin.
Menurut Kementerian ESDM studi ini juga diharapkan dapat mendukung pencapaian target 23 persen bauran EBT pada 2025.
Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.