ELSAM: Peran Badan Siber wadah koordinasi keamanan dunia maya nasional

Hayati Nupus

JAKARTA

Lembaga Studi dan Advokasi Masyarakat (ELSAM) mengatakan peran Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) adalah menjadi wadah koordinasi sekaligus perumusan kebijakan teknis dan operasional keamanan dunia maya nasional.

“Bertanggung jawab ketika terjadi ancaman siber dengan penyediaan emergency response team,” ujar Deputi Direktur Riset ELSAM Wahyudi Djafar pada Kamis.

Secara umum, kata Wahyudi, peran tersebut seiring dengan dua kategori ancaman keamanan dunia maya lainnya, yaitu penanganan kejahatan siber oleh kepolisian dan perang siber yang menjadi kewenangan militer.

Sayangnya, ujar Wahyudi, Indonesia tak memiliki kejelasan mengenai pembagian kewenangan tersebut.

“Tidak adanya kejelasan gradasi ancaman keamanan dunia maya, yang menentukan bentuk respon, pendekatan, sekaligus tanggung jawab kelembagaan pengendalinya,” kata Wahyudi.

Setelah dilantik menjadi Kepala BSSN kemarin, Mayjen TNI Purn Djoko Setiadi melontarkan harapannya agar BSSN juga memiliki kewenangan menangkap pelaku penyebar hoaks.

“Pernyataan itu jauh dari esensi dan kebutuhan kelembagaan, serta urgensi pembentukan sebuah Badan Siber,” kata Wahyudi.

ELSAM juga menegaskan bahwa peran BSSN berkaitan dengan pelaksanaan hak atas privasi dan kebebasan berekspresi.

“Oleh karena itu setiap langkah yang diinisiasi BSSN, khususnya terkait tindakan pembatasan, harus sepenuhnya mempertimbangkan aspek kebutuhan mendesak dan tujuan yang hendak dicapai,” kata Wahyudi.

Senada dengan ELSAM, lembaga Hukum dan HAM LOKATARU mengatakan tugas BSSN adalah mengkonsolidasikan semua unsur yang terkait keamanan siber.

“Harus dengan akuntabel, dan kewenangannya pun patut dibatasi,” ujar Dewan Direksi LOKATARU Mufti Makarim pada Kamis.

Oleh karena itu, kata Mufti, presiden dan DPR perlu memastikan adanya BSSN tidak menjadi alat represi yang mengancam kebebasan berekspresi.