Nasional

Densus 88 tangkap enam terduga teroris JAD Jawa Timur

Dua orang di antaranya diduga terkait dengan perencanaan aksi bom Surabaya pada Mei 2018 lalu

Nicky Aulia Widadio  | 26.08.2019 - Update : 27.08.2019
Densus 88 tangkap enam terduga teroris JAD Jawa Timur ILUSTRASI. Tim Densus 88 anti-teror menyerbu sebuah rumah yang terkait dengan aktivitas teroris di Jalan Delima di Tangerang, Indonesia pada 16 Mei 2018. Polisi menyapu sejumlah rumah yang dikaitkan dengan aktivitas teroris menyusul serangan di Indonesia baru-baru ini. (Anton Raharjo - Anadolu Agency)

Jakarta Raya

JAKARTA

Detasemen Khusus (Densus) 88 Polri menangkap enam orang terduga teroris dari jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) di Jawa Timur pada Kamis hingga Sabtu lalu.

Dua orang di antaranya yakni HS alias Abu Zufar dan BL alias Salman pernah mengikuti pertemuan pemimpin JAD Jawa Timur di Islamic Center Balung Bendo, Sidoarjo.

Pertemuan itu berlangsung pada 12 Mei 2019 atau satu hari sebelum aksi bom di rumah ibadah dan kantor polisi di Surabaya.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigjen Dedi Prasetyo mengatakan keduanya diduga terkait erat dengan aksi bom Surabaya.

“Minimal mereka mengetahui proses perencanaan bom Surabaya, baik yang di tempat ibadah maupun serangan di Polrestabes Surabaya. Itu desain mereka, cukup matang,” kata Dedi dalam konferensi pers di Jakarta, Senin.

Sebelumnya, kedua terduga teroris ini juga disebut jaringan dari kelompok yang merencanakan bom Thamrin pada 2016 lalu.

Abu Zufar, lanjut Dedi, pernah mengikuti pengajian di Lamongan, salah satunya bersama terpidana kasus terorisma Zainal Anshori.

Anshori merupakan pemimpin JAD yang berafiliasi dengan Daesh. Dia divonis hukuman tujuh tahun penjara pada Februari 2018 atas keterlibatan penyelundupan senjata dari Filipina Selatan.

Sedangkan Salman pernah mengikuti pelatihan di Gunung Panderman bersama terduga teroris Romly yang ditangkap pada 2016 lalu di Malang, Jawa Timur.

Densus 88 turut mengamankan istri dan dua orang anak dari Salman dari penangkapan tersebut.

Dedi mengakan anak dan istri Salman akan melalui proses assessment untuk mengetahui sejauh mana mereka “terpapar” paham yang diyakini Salman.

Densus 88 juga menangkap tiga orang anggota JAD lainnya berinisial KJ, S dan IP di Blitar, Jawa Timur.

KJ dan IP berkaitan dengan terduga teroris Anang Rusianto dari kelompok JAD Blitar yang lebih dulu ditangkap pada 2018 lalu.

“IP merencanakan aksi teror dengan target pos polisi Karanglo Malang menggunakan senjata milik Anang Rusianto,” jelas Dedi.

Sementara S pernah mengikuti pelatihan di Gunung Panderman dan Pantai Lodoyo pada 2015 serta 2017 lalu.

“Jejaring ini secara terstruktur mereka berkomunikasi,” tutur Dedi.

Satu terduga teroris lainnya ialah YT alias Nukud yang ditangkap setelah merampok sebuah toko emas di Magetan, Jawa Timur.

Nukud diduga merupakan bagian dari Jaringan Al-Isbaqiah yang berafiliasi dengan paham Daesh.

Dedi mengatakan terduga teroris merampok toko emas untuk mencari dana dalam rangka menyokong aksi teror mereka.

Densus 88 menyita sejumlah barang bukti dari penangkapan Nukud antara lain dua buah kaleng diduga bom rakitan, peluru senapan angin, busur panah, dan lain-lain.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.