
Jakarta Raya
JAKARTA
Balai Pengamatan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mencatat aktivitas kegempaan Gunung Merapi masih tinggi setelah berstatus Level III atau Siaga sejak 5 November 2020.
Kepala BPPTKG Yogyakarta Hanik Humaida mengatakan kegempaan dangkal yang dominan terjadi pada aktivitas Merapi kali ini mengakibatkan material lama di puncak menjadi tidak stabil.
BPPTKG mencatat telah terjadi guguran tebing lava Merapi pada Minggu pukul 06.50 WIB.
Guguran tersebut merupakan dari tebing lava yang berada di dinding kawah bagian utara.
Material guguran jatuh ke dalam kawah dan tidak berpengaruh pada aktivitas Gunung Merapi hingga saat ini.
“Guguran seperti merupakan kejadian yang biasa terjadi pada saat Gunung Merapi mengalami kenaikan aktivitas menjelang erupsi,” ujar Hanik melalui keterangan tertulis, Senin.
Pemantauan BPPTKG hingga Minggu menunjukkan telah terjadi 50 gempa guguran, 81 kali gempa hembusan, 342 kali gempa multifase, 41 kali gempa vulkanik dangkal dan 1 gempa tektonik jauh.
Hanik meminta masyarakat untuk tidak panik dan mematuhi rekomendasi BPPTKG dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) terkait situasi Merapi saat ini.
Sementara itu, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat jumlah pengungsi akibat ancaman erupsi Merapi telah mencapai lebih dari 1.800 orang.
Para pengungsi merupakan warga lanjut usia, ibu hamil dan menyusui, anak-anak dan balita, serta penyandang disabilitas dari desa-desa rawan bencana di Sleman, Magelang, Klaten, dan Boyolali.
Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.