Nasional

BPOM terbitkan izin penggunaan darurat vaksin Johnson & Johnson dan Cansino

Kedua vaksin ini dapat digunakan pada orang berusia 18 tahun ke atas dengan satu kali suntikan atau dosis tunggal

Nicky Aulia Widadio  | 07.09.2021 - Update : 07.09.2021
BPOM terbitkan izin penggunaan darurat vaksin Johnson & Johnson dan Cansino Seorang petugas kesehatan menggambar vaksin CoronaVac di Istanbul, Turki pada 11 Februari 2021. ( Serhat Çağdaş - Anadolu Agency )

Jakarta Raya

JAKARTA 

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah menerbitkan izin penggunaan darurat (emergency use authorization/EUA) untuk vaksin Covid-19 Janssen (Johnson&Johnson) dan vaksin Convidecia (Cansino).

Vaksin Janssen dikembangkan oleh Janssen Pharmaceutical Companies dengan platform ‘non-replicating viral vector’ menggunakan vektor Adenovirus (Ad26) yang fasilitas produksinya berada di Amerika Serikat serta Afrika Selatan.

Sedangkan vaksin Convidecia dikembangkan oleh Cansino Biological Inc dan Institut Bioteknologi Beijing dengan platform non-replicating viral vector’ menggunakan vektor Adenovirus (Ad5).

Kepala BPOM Penny Lukito mengatakan vaksin Janssen dan vaksin Convidecia dapat digunakan pada orang berusia 18 tahun ke atas dengan satu kali suntikan atau dosis tunggal.

“Hasil kajian menunjukkan bahwa dari sisi keamanan, secara umum pemberian kedua vaksin tersebut dapat ditoleransi dengan baik,” kata Penny melalui siaran pers, Selasa.

Menurut BPOM, efek samping lokal yang umum terjadi usai pemberian kedua vaksin ini antara lain nyeri, kemerahan, dan pembengkakan. Sedangkan efek samping sistemik yang umum terjadi adalah sakit kepala, rasa lelah, nyeri otot, mengantuk, mual, muntah, demam, dan diare.

Dari sisi efikasi, Penny mengatakan vaksin Janssen memiliki efikasi sebesar 67,2 persen untuk mencegah gejala Covid-19 berdasarkan data interim uji klinis fase ketiga, tepatnya 28 hari setelah penyuntikan vaksin.

Sedangkan efikasi vaksin Janssen untuk mencegah gejala Covid-19 level sedang hingga berat pada orang berusia 18 tahun ke atas adalah sebesar 66,1 persen.

Sementara itu, vaksin Convidecia memiliki efikasi sebesar 65,3 persen terhadap semua gejala Covid-19 dan dapat melindungi hingga 90,1 persen terhadap kasus dengan gejala berat.

Dengan penerbitan EUA untuk kedua jenis vaksin ini, Indonesia total telah mengizinkan penggunaan sembilan jenis vaksin Covid-19 dari berbagai merek.

BPOM sebelumnya telah lebih dulu mengizinkan penggunaan vaksin CoronaVac (Sinovac), vaksin Bio Farma yang diproduksi dari bahan baku dari Sinovac, vaksin AstraZeneca, vaksin Sinopharm, vaksin Moderna, vaksin Comniarty (Pfizer-BioNTech), serta vaksin Sputnik-V.

Indonesia telah memulai program vaksinasi Covid-19 sejak 13 Januari 2021 dengan menargekan 208,26 juta penduduknya sebagai penerima vaksin.

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan hingga Selasa, Indonesia telah menyuntikkan 107,3 juta dosis vaksin Covid-19, namun baru 39,1 juta orang yang telah menerima dua dosis vaksin.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.