Nasional

BIN sebut kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur di Poso semakin melemah

Juru Bicara BIN Wawan Hari Purwanto mengatakan kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) mengalami kekurangan logistik dan pasokan persenjataan

Erric Permana  | 08.03.2021 - Update : 08.03.2021
BIN sebut kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur di Poso semakin melemah Ilustrasi. Penangkapan teroris (Foto file - Anadolu Agency)

Jakarta Raya

JAKARTA 

Badan Intelijen Negara (BIN) menyebut kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Ali Kalora di Poso, Sulawesi Tengah, saat ini semakin lemah setelah tewasnya dua anggota mereka pada 1 Maret 2021.

Juru Bicara BIN Wawan Hari Purwanto mengatakan selain jumlah personel yang saat ini tersisa sembilan orang, kelompok tersebut juga mengalami kekurangan pasokan logistik dan persenjataan.

"Kondisi tersebut berpengaruh terhadap pergerakan kelompok MIT," jelas Wawan Hari Purwanto kepada Anadolu Agency melalui pesan singkat.

Aparat keamanan, kata dia, saat ini terus mengoptimalkan penyekatan untuk mencegah kelompok itu mendapatkan bantuan logistik dan persenjataan.

"Upaya pengejaran dan penangkapan terhadap kelompok MIT Poso lainnya terus dilakukan. Hambatan penangkapan adalah masalah medan, kondisi hutan di Poso sangat lebat," jelas Wawan.

Pada awal Maret lalu kontak tembak antara Satgas Madago Raya dengan kelompok Ali Kalora juga terjadi di kecamatan yang sama sehingga menyebabkan dua teroris dan satu prajurit TNI tewas.

Satgas Madago Raya masih memburu sembilan orang dari kelompok ini yang masuk ke dalam daftar pencarian orang (DPO).

Menurut Didik, Satgas Madago Raya telah berusaha mengepung pergerakan dari kelompok ini.

“Kalau dilihat dari perkembangan kontak tembak pertama dan kedua itu kan masih terjadi di kecamatan yang sama, berarti mereka tidak bisa terlalu jauh karena semua personil sudah berupaya mengepung,” tutur Didik.

MIT merupakan kelompok teroris yang berbasis di wilayah Poso yang kini dipimpin oleh Ali Kalora.

Pendiri kelompok ini, Santoso, telah tewas dalam baku tembak pada Juli 2016.

Kelompok ini diduga bertanggungjawab atas pembunuhan dan pembakaran yang menewaskan empat orang di Desa Lemban Tongoa, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah pada akhir November 2020.

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo telah mengubah sandi operasi pengejaran kelompok ini menjadi Operasi Madago Raya sejak 1 Januari 2021, meneruskan Operasi Tinombala yang sudah berlangsung sejak Januari 2016.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.