Nasional

Beberapa layanan bandara di Sumatera dan Kalimantan ditutup

Kebakaran hutan dan lahan di Sumatera dan Kalimantan menyebabkan penerbangan ditunda atau dibatalkan demi menjamin keselamatan

İqbal Musyaffa  | 17.09.2019 - Update : 18.09.2019
Beberapa layanan bandara di Sumatera dan Kalimantan ditutup Foto udara menampilkan kebakaran lahan gambut di Desa Rimbo Panjang, Kecamatan Tambang, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau, Indonesia pada 16 September 2019. Kebakaran hutan dan lahan di Pulau Sumatra dan Kalimantan telah menyebabkan polusi udara yang berbahaya hingga menjangkau wilayah Malaysia dan Singapura. (Dedy Sutisna - Anadolu Agency)

Jakarta Raya

JAKARTA

Kementerian Perhubungan mengatakan beberapa layanan bandara di Sumatera dan Kalimantan masih ditutup sementara untuk mengutamakan keselamatan penerbangan akibat sebaran asap yang berasal dari kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

Direktur Jenderal Perhubungan Udara Polana B Pramesti mengatakan karhutla tersebut menyebabkan terjadinya penundaan (delay) atau pembatalan penerbangan demi menjamin keselamatan penumpang akibat jarak pandang yang kurang.

“Saya telah memerintahkan kepala Kantor Otoritas Bandar Udara (OBU) untuk terus memonitor dan berkoordinasi dengan pihak penyelenggara bandara, airnav, BMKG, maskapai, dan stakeholder terkait untuk waspada dan siap siaga untuk melayani karena keselamatan penerbangan adalah prioritas,” jelas dia, dalam keterangan resmi, Selasa.

Polana menambahkan bahwa penanganan kepada penumpang yang terdampak karhutla dilakukan sesuai Peraturan Menteri Perhubungan nomor 89 Tahun 2015 tentang penanganan keterlambatan penerbangan pada badan usaha niaga berjadwal di Indonesia.

“Pihak operator bandara dan maskapai akan berusaha memberikan kemudahan bagi penumpang seperti membantu sesuai dengan aturan yang berlaku dan juga memberikan kepedulian dan perhatian kepada calon penumpang,” ungkap Polana.

Polana mengatakan saat ini situasi bandara tetap kondusif karena penumpang dapat memahami alasan penundaan atau pembatalan keberangkatannya menggunakan pesawat.

Kepala Kantor Otoritas Bandar Udara (OBU) wilayah I Herson mengatakan bahwa OBU I terus melakukan monitoring terhadap bandara di wilayah kerjanya terutama yang terdampak asap agar tetap waspada dan siap dalam menghadapi segala permasalahan akibat dari dampak sebaran asap.

“Saat ini Bandara Internasional Supadio Pontianak dan Bandara Rahadi Oesman Ketapang berdasarkan NOTAM yang terbit, visibilitynya masih kurang, sehingga untuk sementara belum dapat beroperasi sampai dengan adanya data NOTAM terbaru,” jelas Herson.

Kepala Kantor OBU wilayah II Bintang hidayat menyampaikan bahwa bandara di wilayah kerjanya tetap beroperasi normal walau terdampak penundaan dan hanya Bandara Dumai yang terdapat pembatalan.

Sementara Kepala Kantor OBU wilayah VII Anung Bayumurti mengatakan bahwa sebagian besar penerbangan di wilayah kerjanya terdampak penundaan dan beberapa rute tertentu dialihkan ke Bandara SAMS Balikpapan.

Di wilayah kerja wilayah VII ada beberapa bandara telah dibuka penerbangannya seperti Bandara Juwata Tarakan, Bandar Udara Iskandar Muda Pangkalan Bun.

Sementara itu, Bandara APT Pranoto Samarinda dan Bandara Kalimarau Berau belum dapat dibuka untuk melayani penerbangan.

Kepala Kantor OBU wil VI Agoes Subagyo mengatakan bahwa bandara di wilayah kerjanya masih beroperasi normal.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.