Bayi orang utan di Kalimantan Barat itu diberi nama Sinar
Sinar lahir dari induk bernama Susi, bekas orangutan peliharaan yang pernah diselamatkan dalam kondisi mengenaskan

Jakarta Raya
JAKARTA
Seekor bayi orang utan betina yang lahir di Gunung Tarak, di perbatasan Taman Nasional Gunung Palung, Kalimantan Barat, kini memiliki nama.
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya memberi nama bayi orang utan itu Sinar.
Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem, Kementerian LHK, Wiratno mengatakan Sinar lahir pada Maret lalu dari induk bernama Susi.
“Sinar dalam kondisi sehat dan aktif menyusu pada induknya,” ujar Wiratno, dalam keterangan persnya, Selasa.
Wiratno mengatakan bahwa orang utan merupakan spesies “payung” dalam ekosistem hutan yang menjaga keberlangsungan ekologi secara luas.
“Orangutan memiliki daya jelajah luas dan berdampak pada kelestarian ekologi dengan menyebar biji ke wilayah hutan,” imbuh Wiratno.
Wiratno juga menuturkan bahwa mulanya Susi adalah orang utan peliharaan.
Ketika diselamatkan oleh Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Barat, Susi dalam kondisi mengenaskan.
“Rantai terpasang di lehernya selama bertahun-tahun yang mengakibatkan infeksi dan mengeluarkan bau tak sedap,” kata Wiratno.
Setelah melewati masa rehabilitasi yang panjang, pada 20 Mei 2016 Susi dilepasliarkan di hutan lindung Gunung Tarak.
Direktur Program International Animal Rescue (IAR) Indonesia drh. Karmele l Sanchez yang turut saat menyelamatkan Susi masih ingat betul ketika dia ketika membuka rantai dari leher orang utan itu.
“Saat itu saya merasa amat sedih,” ungkap dia.
Namun sekarang Karmele gembira, melihat orang utan yang dulu hidup menderita kini bisa hidup bebas, bahkan berkembang biak di habitat aslinya.