Basarnas hentikan operasi pencarian Sriwijaya Air
Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) akan tetap mencari Cockpit Voice Recorder (CVR), bagian dari kotak hitam pesawat tersebut
Jakarta Raya
JAKARTA
Basarnas menghentikan pencarian dan evakuasi pesawat Sriwijaya Air SJ 182 PK-CLC yang jatuh di perairan Kepulaian Seribu, Jakarta setelah operasi ini berjalan 13 hari, Kamis.
Meski demikian, Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) akan melanjutkan pencarian Cockpit Voice Recorder (CVR), bagian dari kotak hitam pesawat tersebut.
“Hari ini adalah hari terakhir perpanjangan dari (operasi) Basarnas, dengan berbagai pertimbangan kita menutup operasi SAR hari ini,” kata Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dalam konferensi pers di Jakarta.
Kepala Basarnas Bagus Puruhito mengatakan akan tetap memantau apabila ada laporan dari masyarakat terkait penemuan serpihan pesawat atau bagian tubuh korban.
Sejauh ini, Basarnas telah menyerahkan 324 kantong jenazah berisi bagian tubuh korban kepada Disaster Victim Identification (DVI) Polri, sebanyak 43 korban telah teridentifikasi.
Tim SAR Gabungan juga telah menemukan Flight Data Record (FDR) yang merupakan satu dari dua kotak hitam milik pesawat Sriwijaya Air pada hari keempat pencarian.
FDR tersebut saat ini tengah diteliti oleh KNKT untuk mengetahui penyebab kecelakaan.
Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono menuturkan mereka akan dibantu oleh TNI Angkatan Laut, Polri, dan Basarnas dalam operasi lanjutan ini.
“Apabila kami menemukan bagian jasad korban, tentu TIm SAR yang ikut dalam tim kami akan segera melaporkan dan menindaklanjuti,” kata Soerjanto.
Pesawat Sriwijaya Air dengan kode PK-CLC tujuan Jakarta-Pontianak hilang kontak pada Sabtu pukul 14.40 WIB, atau empat menit setelah lepas landas dari Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten.
Pesawat tersebut membawa total 62 orang yang terdiri dari 50 orang penumpang dan 12 kru.