Banyak santri kudisan, Lazismu gelar pengobatan gratis
Penyakit scabies jika dibiarkan akan kronik dan mengakibatkan penurunan kualitas belajar santri

Jakarta Raya
Muhammad Latief
JAKARTA
Lazismu bersama Departemen Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia menggelar pengobatan penyakit kulit kudisan (scabies) di Pondok Pesantren Darul Ishlah, Jakarta.
Skabies adalah penyakit yang sangat populer di kalangan santri pondok pesantren di Indonesia. Bahkan ada ungkapan “belum menjadi santri jika belum terkena kudis”.
“Perilaku perilaku hidup bersih santri masih perlu diedukasi lagi,” ujar pengasuh pondok pesantren Darul Ishlah, Ustad Fajar dalam siaran pers Lembaga Amil Zakat Muhammadiyah (Lazismu).
“Misalnya pinjam pakaian sesama santri karena alasan tertentu yang tidak disadari berisiko kena penyakit kulit,”
Penderita penyakit ini akan merasa gatal pada bagian yang terkena infeksi. Penyakit ini mudah menyebar terutama di asrama, penjara, panti asuhan, pondok pesantren dan pengungsian.
Ahli parasitologi FKUI, Prof Saleha Sungkar mengungkapkan penyakit ini disebabkan oleh tungau semacam kutu kecil.
Menurut dia, faktor risiko tinggi skabies di pesantren tinggi karena kepadatan penghuni dan perilaku kebersihan.
"Kenyataannya tingkat kebersihan di pesantren umumnya masih rendah dan santri masih ada yang menderita skabies," ujar dia.
Menurut dia ungkapan "belum jadi santri jika belum mengalami kudisan" perlu dimaknai kembali.
Karena jika penyakit ini dibiarkan makan akan kronik hingga menimbulkan komplikasi berupa infeksi dan bakteri.
“Akibatnya kualitas belajar santri akan menurun,” ujar dia.
Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.