509 titik panas teridentifikasi di Sumsel, kabut asap kembali pekat
Titik panas yang terpantau di Sumatera Selatan hari ini merupakan yang tertinggi sepanjang 2019, kualitas udara pada level berbahaya

Jakarta Raya
JAKARTA
Kabut asap pekat masih menyelimuti Palembang, Sumatera Selatan pada Jumat akibat kebakaran hutan dan lahan.
AirVisual mencatat indeks kualitas udara Palembang mencapai kategori “berbahaya” untuk particular matter (PM) 2,5.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatera Selatan mengidentifikasi 509 titik api dengan tingkat kepercayaan di atas 80 persen. Sementara total titik panas yang teridentifikasi ada 1.099 titik pada pukul 11.00 WIB.
Kepala Bidang Penanganan Kedaruratan BPBD Sumsel Ansori mengatakan titik panas yang terpantau hari ini merupakan yang tertinggi sepanjang 2019. Titik api paling banyak terpantau di wilayah Ogan Komuring Ilir.
Akibatnya kabut asap pekat menyelimuti Kota Palembang, terutama pada malam hingga pagi hari.
“Tadi malam dan tadi pagi sebelum jam 7 cukup pekat, kondisi siang ini agak clear mungkin karena pengaruh angin,” kata Ansori ketika dihubungi, Jumat.
Menurut dia, kebakaran hutan kembali parah akibat kondisi lahan yang sangat kering dan dipicu oleh cuaca panas belakangan ini.
“Lokasi yang terbakar kebanyakan lahan gambut yang cukup dalam sehingga dengan sangat mudah api menyebar dan membesar dengan tiupan angin,” lanjut dia.
BPBD dan pemerintah setempat menurunkan 1.000 personel gabungan tambahan untuk mengatasi situasi ini.
Dengan demikian, ada total 2.500 personel yang bertugas menangani kebakaran hutan di wilayah Sumatra Selatan.
Menurut Ansori, upaya pemadaman akan dimaksimalkan lewat water bombing. Sebab petugas pemadaman di darat sulit mengakses titik api.
“Petugas harus berhadapan dengan asap dulu, dan sumber air juga terbatas. Itu kendalanya,” tutur Ansori.
Selain itu, hujan buatan akan diusahakan jika kondisi awan memadai.
Sebanyak 857 hektare lahan telah terbakar di Sumatera Selatan, Jambi, Riau, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Selatan sepanjang 2019. Ini merupakan kebakaran hutan terparah dalam tiga tahun terakhir.
Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.