TPN-OPM tuding Freeport akar masalah di Papua, TNI bantah
Pihak OPM mengaku telah membakar rumah sakit dan sekolah yang menjadi aset Freeport.

Jakarta Raya
Megiza Asmail
JAKARTA
Panglima Operasi Komando Daerah Pertahanan III Kalikopi, Nemangkawi, Papua, Hendrik Wanmang mengaku bahwa Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat - Organisasi Papua Merdeka (TPN-OPM) telah melakukan pembakaran rumah sakit dan sekolah di Tembagapura, Timika pada 24 Maret lalu.
Hendrik menyebut, TPN-OPM punya alasan yang sangat mendasar saat melakukan aksi tersebut. Melalui komunikasi via telepon dengan Anadolu Agency, Hendrik menyebut pihaknya menargetkan rumah sakit dan sekolah tersebut karena kedua bangunan merupakan aset dari PT Freeport Indonesia.
“[Rumah sakit dan sekolah] itu aset Freeport yang memang selama ini dimanfaatkan Freeport untuk kepentingan-kepentingannya. Selama ini masyarakat ditipu oleh Freeport,” kata Hendrik, Jumat.
Dia menuturkan, di dalam PO (Perintah Operasi) TPN-OPM telah ditentukan medan tempur adalah dari Grasberg hingga Porsae. Sedangkan, lokasi rumah sakit dan sekolah tersebut berada di antara kedua wilayah tersebut.
“Pihak TNI itu sengaja mau masuk mengamankan aset Freeport yang salah satunya rumah sakit dan sekolah, maka kami harus memusnahkan itu, karena itu kepentingan Freeport,” tukas Hendrik.
Lebih lanjut, Hendrik menegaskan, bahwa TPN-OPM telah menyatakan perang melawan PT Freeport, termasuk penjaga ataupun pengamanan Freeport yang dibentuk oleh pihak TNI-Polri.
TPN-OPM pun, kata Hendrik, sudah mendapat dukungan dari warga sekitar untuk melakukan penghancuran aset Freeport.
“Kami sudah menyatakan Freeport itu akar masalah. Waktu kami musnahkan [rumah sakit dan sekolah] itu tidak ada warga. Kami sudah bicara dengan warga. Warga itu kami punya. Kami punya masyarakat pribumi. Kami sudah paham. Jadi kami bicara dengan tokoh-tokoh yang ada, kami bicara dan kami sepakat buat kami bakar, bukan kami brutal,” tutur Hendrik.
Dalam pernyataannya, Hendrik menegaskan, bahwa TPN-OPM akan terus melakukan perlawanan dengan target akhir penutupan Freeport dari tanah Papua. Dia pun berharap pihak internasional turun tangan dalam masalah yang dihadapi masyarakat papua dengan perusahaan tambang Amerika Serikat itu.
“Kami tetap akan melakukan perlawan sampai Freeport itu benar-benar mati. Tidak boleh dia berakses di tanah kami. Freeport harus mati!” tegas Hendrik.
Sebelumnya Kepala Penerangan Kodam Cendrawasih Kolonel Muhammad Aidi membantah klaim TPN-OPM bahwa perusahaan tambang Amerika Serıkat sebagai sumber masalah di Papua.
"Saya kira masalahnya bukan di Freeport tapi ada pada beberapa orang di sini yang menggunakan senjata secara ilegal untuk mengganggu pembangunan di Papua, kata Kolonel Aidi, dalam keterangan tertulis, Jumat.
Kolonel Aidi mengatakan tindakan yang dilakukan kelompok separatis TPN-OPM bukan hanya mengganggu jalannya pembangunan yang dilakukan pemerintah, tetapi juga mengganggu masyarakat Papua.
Dia menambahkan kehidupan masyarakat lokal menjadi terganggu oleh ulah kelompok separatis tersebut yang menggunakan senjata api secara ilegal.
"Kami menyadari, anggota OPM adalah orang Indonesia sama seperti kita. Kita semua bersaudara. Mari kita hentikan konflik dan bersama membangun Papua, memciptakan generasi baru yang damai,"
Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.