Regional

Ribuan warga Pakistan peringati Hari Solidaritas Kashmir

Presiden dan Menlu Palestina mendesak PBB untuk menghentikan kekerasan di Jammu dan Kashmir

Maria Elisa Hospita  | 07.04.2018 - Update : 08.04.2018
Ribuan warga Pakistan peringati Hari Solidaritas Kashmir Orang-orang mengambil bagian dalam protes terhadap India yang diselenggarakan oleh Jamaat-e-Islami Pakistan selama Hari Solidaritas Kashmir di Islamabad, Pakistan pada 5 Februari 2018. (Muhammed Semih Uğurlu - Anadolu Agency)

Karaçi

Islamuddin Sajid

ISLAMABAD, Pakistan

Aksi protes massal digelar di Pakistan pada Jumat untuk memperingati Hari Soildaritas Kashmir, dan mengecam aksi kekerasan yang sedang berlangsung di Jammu dan Kashmir.

Aksi solidaritas berlangsung di ibu kota Pakistan, Islamabad, dan Azad Kashmir, dan kota-kota lainya, setelah serangan di Kashmir pada Minggu, pekan lalu, menewaskan 20 jiwa.

Unjuk rasa yang diikuti ratusan orang di jalan yang menghubungkan Islamabad dengan Azad Kashmir meneriakkan slogan-slogan menentang pembunuhan di Jammu dan Kashmir.

Presiden Pakistan Mamnoon Hussain menyerukan kepada masyarakat internasional “untuk menyadari tanggung jawabnya dan menghentikan pasukan India dari melakukan kekejaman”.

"Pembunuhan 20 warga sipil baru-baru ini di Kashmir yang dikuasai India sekali lagi merupakan manifestasi dari kebijakan India yang berupaya menyelesaikan sengketa dengan senjata," kata presiden dalam sebuah pernyataan.

"Pembantaian yang dilakukan oleh pasukan pendudukan India benar-benar tidak dapat diterima dan sepatutnya dikutuk oleh masyarakat internasional dan pejuang hak asasi manusia di seluruh dunia," tegas Hussain.

Dia menambahkan bahwa hak-hak dasar untuk hidup dan penentuan nasib sendiri orang-orang Jammu dan Kashmir yang diduduki India telah dirampas.

Menteri Luar Negeri Khawaja Asif mengatakan, Pakistan akan terus melanjutkan dukungan politik, moral dan diplomatiknya kepada warga Kashmir.

"Kami akan berdiri bersama saudara-saudari Kashmir kami dan mengingatkan PBB untuk memenuhi janji mereka yang dibuat dengan rakyat Kashmir dengan menerapkan resolusi Dewan Keamanan PBB," kata dia, seraya menekankan bahwa PBB harus menyelidiki pelanggaran hak asasi manusia di Kashmir.

Kashmir, wilayah Himalaya berpenduduk mayoritas Muslim, dikuasai oleh India dan Pakistan dalam beberapa bagian dan diklaim oleh keduanya secara penuh.

Kedua negara telah berseteru dalam tiga perang -- pada tahun 1948, 1965 dan 1971 -- di mana dua di antaranya memperebutkan Kashmir.


Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.