Ribuan pengungsi Marawi belum bisa kembali
Korban perang masih bergantung pada bantuan pemerintah dan lembaga kemanusiaan

Zamboanga
Hader Glang
ZAMBOANGA CITY, Filipina (AA)
Komite Internasional Palang Merah (ICRC) menyatakan bahwa ribuan warga Filipina pemeluk agama Islam yang melarikan diri dari konflik Marawi hingga kini belum dapat kembali ke rumah mereka.
Kepada Anadolu Agency, ICRC menyebut bahwa para pengungsi itu masih membutuhkan pertolongan dan perawatan.
Delegasi ICRC Meher Khatcherian mengatakan sebagian besar pengungsi bermukim di perkampungan dekat Danau Lanao.
Hunian mereka di Marawi termasuk yang mengalami kerusakan parah dan mereka masih bergantung pada bantuan dari keluarga, pihak berwenang, dan lembaga kemanusiaan.
Khatcherian menceritakan pengalaman seorang wanita bernama Aisah Torogonan yang memiliki lima anak dan harus tidur berdesak-desakan.
Aisah mengatakan mereka mencoba mencari uang, namun apa yang didapatkannya tidak cukup untuk menghidupi keluarga.
"Kebanyakan dari kami masih mengandalkan bantuan, khususnya paket makanan, yang kami terima dari pemerintah atau lembaga lainnya," kata Aisah, seperti dikutip ICRC, Rabu.
ICRC mengatakan Aisah hanya satu dari ribuan pengungsi Marawi yang belum bisa kembali hidup normal dan ingin segera pulang.
Pertempuran antara pasukan pemerintah dan militan Maute didukung Abu Sayyaf mulai pada 23 Mei lalu. Hampir 400 ribu penduduk kota itu lari menyelamatkan diri ke kota-kota lain di provinsi Lanao del Sur.
Perang yang berlangsung selama lima bulan itu menewaskan lebih dari 1.000 orang, sebagian besar di antaranya adalah militan. Sedangkan sebanyak 1.400 orang lainnya mengalami luka-luka akibat perang.