Presiden Filipina kunjungi memorial Holocaust Israel
Kunjungan Rodrigo Duterte adalah kunjungan presiden Filipina yang pertama sejak kedua negara menjalin hubungan pada 1957

Philippines
Maecy Alviar
ZAMBOANGA CITY, Filipina
Presiden Filipina Rodrigo Duterte, yang pernah menyamakan perang narkoba sama biadabnya dengan genosida Perang Dunia II Hitler, mengunjungi Israel pada Senin dan meletakkan karangan bunga di Yad Vashem Holocaust Memorial Center.
"Tidak akan lagi. Semoga dunia mengambil pelajaran dari periode sejarah manusia yang mengerikan dan kejam ini," tulis Duterte di buku tamu memorial.
"Dan semoga semua orang bisa belajar bekerja sama untuk menyediakan tempat berlindung yang aman bagi semua orang yang teraniaya," tambahnya.
Pada September 2016, Duterte memicu kemarahan orang Yahudi ketika dia mengatakan dia akan "senang membantai" tiga juta pecandu, sementara dia menggambarkan dirinya sebagai sepupu pemimpin Nazi Jerman Adolf Hitler.
Meskipun dia kemudian meminta maaf atas pernyataannya yang "sangat salah", perjalanan empat hari Duterte ke negara Yahudi itu memicu kontroversi dan disambut oleh kritik dari anggota parlemen dan pengunjuk rasa.
Duterte adalah presiden Filipina pertama yang menginjakkan kaki di Israel sejak kedua negara menjalin hubungan diplomatik pada 1957.
Pemerintah Israel mengundang presiden yang keras ini karena Filipina menjadi pelanggan baru perlengkapan pertahanan Israel pada 2017.
Dalam pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Duterte berterima kasih kepada Israel atas bantuannya yang signifikan dalam pertempuran Filipina di kota Marawi melawan pemberontak yang terkait dengan Daesh.
"Bapak Perdana Menteri, saya hanya bisa mengucapkan terima kasih banyak, terutama atas bantuan kritis yang telah Anda berikan kepada negara saya ketika kami sangat membutuhkannya, ”katanya.
Duterte Minggu lalu mengatakan kepada masyarakat Filipina di Israel bahwa negara Yahudi menyediakan "sebagian besar gadget intelijen" yang digunakan untuk memenangkan pengepungan Marawi.
“Kami berbagi semangat yang sama untuk perdamaian. Kami berbagi semangat yang sama untuk manusia. Tetapi kami juga memiliki semangat yang sama untuk tidak membiarkan negara kami dihancurkan oleh mereka yang memiliki ideologi korup,” katanya
Duterte juga memuji Israel karena perlakuannya yang manusiawi terhadap para pekerja Filipina di negara Yahudi itu.
Sekitar 29.000 orang Filipina bekerja di Israel, 24.000 di antaranya adalah pengasuh yang akan mendapat manfaat dari Memorandum Perjanjian tentang Pekerjaan Sementara Pengasuh Filipina Berbasis Rumah yang ditandatangani oleh Filipina dan Israel.
Duterte dan Netanyahu juga menyaksikan penandatanganan Nota Kesepahaman kedua negara mengenai Kerjasama Ilmiah dan Memorandum of Intent mengenai Kolaborasi Promosi dan Investasi Langsung Bilateral
Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.