Polisi : Kejahatan skimming ATM lebih rugikan reputasi bank
Berdasarkan temuan kepolisian sejauh ini, alat skimming yang telah disita dari ribuan mesin ATM bukan hasil produksi dalam negeri.

Jakarta Raya
Shenny Fierdha
JAKARTA
Polisi menilai bahwa kerugian reputasi yang diderita oleh bank korban kejahatan skimming ATM lebih besar dibandingkan kerugian finansial yang dialami oleh bank.
"Anda bisa bayangkan bank yang kena skimming jadi mengalami kerugian seperti reputasinya turun, rasa kepercayaan publik terhadap bank berkurang, dan bank mengalami resiko likuiditas dan operasional," ungkap Wakil Direktur Tindak Pidana Ekonomi dan Khusus Bareskrim Mabes Polri Komisaris Besar Daniel Tahi Monang Silitonga dalam acara mengenai kejahatan skimming di mesin ATM yang digelar di Jakarta, Selasa.
Dia memprediksikan bahwa bank yang menjadi korban skimming pada tahun ini salah satunya Bank Rakyat Indonesia (BRI) mengalami kerugian sekitar Rp 1,5 miliar akibat kejahatan tersebut.
Namun, kembali dia mengingatkan bahwa nominal itu tidak sebesar citra buruk yang diemban BRI maupun bank lainnya karena kejahatan skimming tersebut.
Terkait mengapa banyak warga negara asing (WNA) misalnya dari Bulgaria atau Chile melakukan kejahatan skimming mesin ATM di Indonesia, dia menduga itu dikarenakan WNA memiliki pengetahuan lebih terkait penggunaan alat skimming itu sendiri.
Berdasarkan temuan kepolisian sejauh ini, alat skimming yang telah disita dari ribuan mesin ATM bukan hasil produksi dalam negeri.
"Kita tidak bicara mereka lebih pintar dari orang Indonesia tapi mungkin karena mereka lebih terlatih dalam mempelajari pengambilan data ATM. Tapi kejahatan skimming itu dari sebelum 2010 sudah terjadi dan pelakunya walau kebanyakan orang asing, tapi ada orang Indonesia juga," jelas Daniel.
Selain itu, dia juga menduga bahwa sifat orang Indonesia yang ramah dan gampang bergaul pun rawan dimanfaatkan oleh WNA untuk melakukan berbagai bentuk kejahatan, tak terkecuali skimming.
Sementara itu, Executive Vice President BRI Argabudhy Sasrawiguna mengatakan bahwa BRI terus meningkatkan standar keamanan mereka untuk melindungi nasabah.
"CCTV di ATM kita monitor tiap hari. Dan dana nasabah yang dicuri oleh sindikat skimmer itu pun kami pastikan akan kami ganti," tegas Argabudhy.
Sampai Maret 2018, tercatat ada 87 nasabar BRI di Jawa Timur yang melaporkan uang di ATM-nya raib tiba-tiba sebesar Rp 500 ribu - Rp 10 juta.