Pesawat N219 kebanjiran pesanan
Di antaranya perusahaan maskapai penerbangan Pelita Air dan Gubernur Kalimantan Utara

Jakarta Raya
Hayati Nupus
JAKARTA, Indonesia
Meski baru hari ini diberi nama, pesawat N219 Nurtanio besutan Indonesia sudah banjir pesanan.
Direktur Utama PT Dirgantara Indonesia (PTDI) Elfien Goentoro mencatat terdapat 80 pesanan pesawat yang sudah masuk, meski sebagian besar baru mencetuskan secara lisan.
Elfien menengarai pesawat N219 Nurtanio langsung menyedot pasar karena kelebihannya yang sanggup mendarat di landasan 400-500 meter. Landasan pendek begini banyak tersebar di berbagai pulau di Indonesia.
“Cocok untuk wilayah kepulauan dan pegunungan,” kata dia, seusai peresmian nama pesawat N219 Nurtanio di landasan udara Halimperdanakusuma pada Jumat.
Pesawat dengan dua mesin turboprop ini dipetakan untuk terbang di jarak pendek, sekitar 300-600 kilometer dengan waktu tempuh 1-2 jam.
“Seperti antarwilayah di Papua atau daerah lainnya,” kata dia.
Apalagi pesawat ini bisa memuat 19 penumpang dan sanggup mengangkut hingga 2,3 ton.
PTDI mematok harga pesawat ini sebesar USD 6 juta.
Saat ini PTDI tengah mengurusi sertifikat terbang pesawat. Harapannya November tahun depan proses sertifikasi rampung.
“Setelah itu baru produksi untuk komersial,” kata dia.
Targetnya, kata Elfien, kelak PTDI bisa memproduksi N219 Nurtanio sebanyak 50 unit per tahun. Namun di tahun awal, PTDI menargetkan produksi 6-12 unit lebih dulu.
“Targetnya bertahap, tiap tahun jumlahnya meningkat,” kata dia.
Pesawat ini hasil karya dalam negeri kolaborasi antara perusahaan penerbangan Indonesia PT Dirgantara Indonesia (PTDI) dengan Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (Lapan).
Saat ini Lapan dan PTDI tengah menyiapkan layanan pendukung seperti unit perawatan pesawat.
Masuk ke pasar komersial ini sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo saat penyematan nama Nurtanio. Presiden mengatakan pesawat ini harus diproduksi untuk komersial. “Harus masuk ke dunia industri, harus ada yang beli, sehingga industri pesawat kita nanti berkembang,” kata dia.
---Kalimantan Utara pesan dua
Salah satu pihak yang tertarik dengan pesawat ini adalah Gubernur Kalimantan Utara Irianto Lambrie. Menurutnya pesawat N219 cocok untuk Kalimantan Utara karena bisa mendarat di landasan pendek.
Berbatasan dengan Malaysia, Kalimantan Utara memiliki panjang perbatasan lebih dari 1.000 kilometer.
Selain itu, sebagian wilayah ini berkontur pegunungan dengan banyak daerah terpencil.
“Daerah terisolasi hanya bisa ditempuh dengan pesawat kecil, setelah kita pelajari N219 Nurtanio ini ideal untuk daerah kita, bisa terbang dalam segala cuaca pula” kata dia.
Irianto telah memesan dua unit pesawat N219 Nurtanio. Harga yang dipatok senilai USD 6juta terbilang murah ketimbang pesawat sejenis lainnya.
“Harga kompetitif,” kata dia.
Irianto akan menggunakan pesawat ini untuk ambulans terbang. Sejak beberapa tahun lalu ambulans terbang yang ia gagas menyusuri berbagai wilayah terpencil di Kalimantan Utara dengan membawa rombongan medis dan obat-obatan.
Selama ini rombongan medis menyewa pesawat dari Susi Air. Sekali jalan ambulans terbang bisa berkeliling ke sejumlah wilayah selama dua pekan.
“Kalau dengan pesawat sendiri akan lebih hemat, pelayanan program lebih luas dan cepat,” kata dia.
Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.