Pemerintah ungkap 2 trik jitu cegah kematian ikan massal
Strategi itu berupa kalender prediksi dan rekomendasi skema alur penanganan

Jakarta Raya
Hayati Nupus
JAKARTA
Pemerintah mengungkapkan terdapat dua trik jitu untuk mencegah kematian ikan massal.
Kepala Badan Riset dan SDM Kelautan dan Perikanan (BRSDM), Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Sjarief Widjaja mengatakan dua trik itu adalah menggunakan kalender prediksi dan skema alur penanganan.
“Kalender prediksi dan skema alur penanganan ini dapat membangun kesadaran pembudidaya dan para pengambil kebijakan untuk tidak menganggap sepele setiap kasus kematian ikan,” ujar Sjarief, pada Kamis, di Jakarta.
Kepala Pusat Riset Perikanan BRSDM KKP Toni Ruchimat mengatakan, prediksi KKP, Februari-Juni merupakan masa aman untuk bertani ikan, Juli-September merupakan masa bahaya dan Oktober-Januari merupakan masa waspada.
Pada masa aman, kata Toni, petani ikan karamba dapat melakukan kegiatan budidaya sesuai standar dan daya dukung zonasi.
Pada masa waspada, menurut Toni, petani diminta untuk mengurangi pemberian pakan, mengurangi kepadatan tebar ikan memperhatikan perubaan kondisi lingkungan perairan dan panen lebih awal.
“Sedang pada masa bahaya, petani disarankan untuk menghentikan kegiatan budidaya atau memelihara ikan yang tahan pada kondisi perairan buruk,” tambah Toni.
Skema alur penanganan yang direkomendasikan KKP, tutur Toni, berupa penggunaan eceng gondok untuk memperbaiki kualitas air, penggunaan alat pemantau kualitas air dan beralih metode dari Karamba Jaring Apung (KJA) menjadi Culture-Based Fisheries (CBF).
Toni mengatakan eceng gondok memiliki kemampuan menyerap logam berat dan residu pestisida, sehingga dapat memperbaiki kualitas air.
Agar tak menjadi hama, ungkap Toni, pertumbuhan eceng harus dikendalikan dengan model petak seperti pertanian padi. Masyarakat bisa memanennya tiap dua bulan.
Tak hanya itu, kata Toni, seluruh anatomi eceng gondok bermanfaat. Daun eceng gondok dapat digunakan sebagai pakan ikan, akarnya menjadi bahan kompos atau biogas, sedang batangnya dapat digunakan sebagai bahan kerajinan.
Toni menuturkan umumnya kematian ikan massal di Indonesia terjadi karena beberapa hal, yaitu faktor musim yang tidak mendukung, kelebihan kapasitas dan salah kelola.
Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.