Nasional

Menyelami keindahan Alquran kayu raksasa di Palembang

Alquran dipahat di permukaan kayu tembesu dengan tinggi 177 centimeter

Pizaro Gozali İdrus  | 08.08.2018 - Update : 09.08.2018
Menyelami keindahan Alquran kayu raksasa di Palembang Pengunjung berpose untuk foto dengan latar belakang Al-Quran terbesar di dunia yang terbuat dari kayu di Palembang, Indonesia pada 05 Agustus 2018. Museum Al-Quran Akbar adalah adalah Alquran raksasa yang berbentuk lembaran kayu yang dipasang seperti jendela dengan bangunan bertingkat lima. 30 juz Alquran diukir cantik pada kayu tembesu yang berukuran 1,77×1,4 meter dengan tebal 2,5 sentimeter. ( Muhammad A . F - Anadolu Agency )

Jakarta Raya


Pizaro Gozali

PALEMBANG 

Banyak Alquran raksasa di seluruh dunia, namun Alquran terbesar dengan ukiran kayu hanya dapat Anda temui di Palembang, Sumatera Selatan.

Bagaimana tidak? Alquran tersebut dipahat di permukaan kayu tembesu dengan tinggi 177 centimeter, lebar 140 centimeter dan memiliki ketebalan 2,5 centimeter.

Pembuatnya, Shofwatillah Mohzaib, 43, mengaku menghabiskan waktu dari tahun 2001-2009 untuk merampungkan 30 juz Alquran berpahat kayu tersebut.

Menurut dia, proses pembuatan Alquran ini memakan waktu lama karena faktor dana dan langkanya kayu.

Maklum, Shofwatillah kala itu hanya seorang dai kampung yang hidup pas-pasan, hingga mantan Ketua DPR Marzuki Alie mau membantu mewujudkan keinginannya.

“Akhirnya donasi dari para tokoh nasional berdatangan, termasuk dari Pak Taufik Kiemas,” kata Shofwatillah kepada Anadolu Agency di Palembang, awal pekan ini.

Pengujung terlihat memadati museum AL-Quran terbesar di dunia yang terbuat dari kayu, di Palembang, Indonesia pada 05 Agustus 2018. Museum Al-Quran Akbar adalah adalah Alquran raksasa yang berbentuk lembaran kayu yang dipasang seperti jendela dengan bangunan bertingkat lima. 30 juz Alquran diukir cantik pada kayu tembesu yang berukuran 1,77×1,4 meter dengan tebal 2,5 sentimeter. (Muhammad A . F - Anadolu Agency)

Berangkat dari mimpi

Shofwatillah mengaku ide membuat Alquran raksasa mulai tercetus saat dia menjadi penulis kaligrafi di Masjid Agung Palembang pada tahun 2000.

Kala itu, Shofwatillah mendapatkan mimpi dalam tidurnya tengah membuat Alquran raksasa.

Akhirnya pada 2001 Shofwatillah mulai membuat lembaran pertama dengan membuat Surat Al Fatihah.

Sebelum diukir di atas papan, ayat-ayat Alquran itu terlebih dahulu ditulis di atas kertas karton.

Setelah menempuh proses koreksi dari pakar, tulisan ayat-ayat Alquran tersebut dijiplak di atas kertas minyak.

“Satu lembar Alquran dikerjakan selama satu bulan. Yang lama pada proses memahat,” kata alumni UIN Raden Fatah, Palembang ini.

Shofwatillah memilih kayu tembesu karena merupakan kayu asli dari Sumatera dan memiliki kekuatan.

Pada zaman Kerajaan Sriwijaya, kayu tembesu kerap dipakai sebagai bahan rumah para raja.

“Sekarang saya ingin menggunakannya untuk mengukir ayat-ayat Allah,” kata pria yang juga hafiz Alquran ini.

Kini Alquran tersebut berada di lingkungan Pondok Pesantren Al Ihsaniyah Gandus, Palembang.

Shofwatillah menyusun ayat-ayat suci tersebut dalam lima lantai.

Penyusunan tersebut sengaja dilakukan dengan menjulang tinggi ke atas guna memanjakan mata wisatawan.

“Agar mudah difoto dan enak dilihat pengunjung,” jelas pria kelahiran Serang ini.

Pada akhir 2011, Al-Quran ini dinilai layak untuk dipublikasikan dan pada Senin, 30 Januari 2012. Total ada 316 lembar Alquran yang dibuat.

Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono kala itu bersama seluruh delegasi konferensi parlemen Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) meresmikan penggunaan Alquran yang disebut sebagai Alquran terbesar di atas lembaran kayu tembesu.

Peresmian itu juga menandakan berdirinya Museum Alquran Al Akbar.

“Para delegasi OKI menyampaikan mereka belum pernah melihat Alquran sebesar ini,” kata Shofwatillah bangga.

Sejumlah pengunjung nampak melihat-lihat Al-Quran terbesar di dunia yang terbuat dari kayu, di Palembang, Indonesia pada 05 Agustus 2018. Museum Al-Quran Akbar adalah adalah Alquran raksasa yang berbentuk lembaran kayu yang dipasang seperti jendela dengan bangunan bertingkat lima. 30 juz Alquran diukir cantik pada kayu tembesu yang berukuran 1,77×1,4 meter dengan tebal 2,5 sentimeter. (Muhammad A . F - Anadolu Agency)

Padat pengunjung

Shofwatillah mengaku Museum Alquran raksasa ini sudah didatangi satu juta pengunjung sejak diresmikan pada 2012.

Para pengunjung datang dari seluruh provinsi Indonesia dan warga asing seperti Arab Saudi, Irak, Turki, Malaysia, Singapura, Amerika Serikat, Kanada, dan negara-negara lainnya.

Para pengunjung juga kerap menggelar pengajian dengan Shofwatillah untuk mendalami kandungan ayat-ayat Al Quran.

Meski dipadati pengunjung, cita-cita Shofwatillah belum usai. Dia memimpikan berdirinya sebuah gedung bioskop untuk mengedukasi pengunjung tentang mukjizat-mukjizat Alquran.

Warga Palembang Sarmin Gumay, 76, mengaku takjub dengan keindahan Alquran raksasa di Palembang ini.

Dia mengatakan telah beberapa kali mengunjungi museum ini karena mampu menenangkan hati.

Sarmin berharap dengan kehadiran Alquran raksasa ini umat Islam lebih mencintai Alquran hingga akhir hayat.

“Seni penulisan ayat-ayat Alquran ini sangat indah,” jelas dia.

Sementara itu, Amira Luthfiah, 16, sengaja datang dari Lampung hanya untuk memenuhi rasa penasarannya terhadap Alquran ini.

“Ketika sampai sini, ternyata bagus sekali,” kata dia.

Amira mengaku wisata religi masih langka di Palembang. Gadis yang baru lulus SMA ini pun berharap pemerintah memberikan perhatian.

“Museum Alquran ini membanggakan Indonesia dan semoga membuat orang semakin paham Alquran,” kata dia.

Pengunjung berpose untuk foto dengan latar belakang Al-Quran terbesar di dunia yang terbuat dari kayu di Palembang, Indonesia pada 05 Agustus 2018. Museum Al-Quran Akbar adalah adalah Alquran raksasa yang berbentuk lembaran kayu yang dipasang seperti jendela dengan bangunan bertingkat lima. 30 juz Alquran diukir cantik pada kayu tembesu yang berukuran 1,77×1,4 meter dengan tebal 2,5 sentimeter. (Muhammad A . F - Anadolu Agency)

Meningkatkan ekonomi

Ternyata kehadiran Museum Alquran ini juga membawa keberkahan bagi warga sekitar. Daerah yang dulunya sepi ini kini mulai ramai dengan aktivitas perdagangan.

Belasan lapak pedagang kecil pun berdiri di sekitar Museum Alquran. Mereka menjajakan makanan, minuman, maupun kaos.

Penjual minuman Mang Ujang, 60, mengaku tak perlu berkeliling menjajakan dagangannya sebab di Museum Alquran sudah ramai dengan pengunjung.

“Dulu di sini sepi, sekarang ramai,” kata Ujang.

Ujang juga menyampaikan pesantren di lingkungan museum juga memberikan beasiswa bagi anak yatim.

Pesantren pun memberikan bantuan zakat kepada warga sekitar saat hari raya Idul Fitri.

“Anak saya bersekolah di sini dengan biaya terjangkau,” jelas dia.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.