Kode VONA Gunung Agung Oranye
Kondisi Gunung Agung saat ini sudah berbahaya bagi penerbangan

Jakarta Raya
Muhammad Nazarudin Latief
JAKARTA
Kementerian Energi dan Sumberdaya Mineral (ESDM) mengumumkan kode Volcano Observatory Notice for Aviation (VONA) Gunung Agung, Bali pada level “Orange”, Selasa.
Artinya, gunung ini berpotensi membahayakan penerbangan, sehingga pesawat yang melintas diminta untuk menghindari kawasan Gunung Agung.
Sebelumnya, kode VONA gunung ini adalah “yellow” bersamaan dengan status aktivitasnya yang diturunkan dari “awas” menjadi “siaga” beberapa waktu lalu.
Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama Dadan Kusdiana, mengatakan dalam pengumumannya, Gunung Agung meletus pada Selasa pukul 17.05 dengan mengeluarkan asap tebal berwarna kelabu setinggi 700 meter dari kawah.
“Letusan dengan asap debu vulkanik, sampai saat ini masih berlangsung,” ujar dia.
VONA dikirim ke stakeholders nasional maupun internasional antara lain Ditjen Perhubungan Udara-Kementerian Perhubungan, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Air Nav, Air Traffic Control, Airlines, Volcanic Ash Advisory Centers (VAAC) Darwin, dan VAAC Tokyo.
Debu vulkanik sangat berbahaya bagi penerbangan, seperti merusak bilah turbin jika masuk ke dalam mesin. Debu vulkanik yang meleleh akan membeku pada bilah turbin, menggumpal, dan melapisinya sehingga menghalangi aliran udara normal. Dengan begitu mesin akan kehilangan tenaga atau mati.
Dampak lain, gumpalan debu vulkanik juga dapat melapisi sistem sensor suhu bahan bakar. Akibatnya, sensor akan memberikan informasi palsu, membuat indikator yang salah dengan menyatakan mesin dalam kondisi dingin. Pemakaian bahan bakar meningkat, terjadi kenaikan panas dan berujung pada kerusakan turbin dan mati mesin.
Debu vulkanik dapat merusak kaca kokpit pesawat dengan konturnya yang tajam. Kondisi ini bisa terjadi saat pesawat melaju dengan kecepatan di atas 500 mil/jam. Pandangan pilot yang sangat terbatas akan membuat penerbangan menjadi berbahaya.
Menurut perkiraan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) estimasi semburan abu vulkanik bisa mencapai 3.842 meter dari permukaan laut dan bisa lebih tinggi lagi.