Nasional

KNKT: Lion Air JT-606 PK-LQP tidak meledak di udara

Pesawat tersebut pecah ketika jatuh ke permukaan air dengan kecepatan tinggi

Hayati Nupus  | 05.11.2018 - Update : 06.11.2018
KNKT: Lion Air JT-606 PK-LQP tidak meledak di udara Tim gabungan Basarnas terlihat sebelum melakukan penyelaman untuk pencarian korban dan badan pesawat Lion Air JT 610 di perairan Karawang Jawa Barat, Indonesia pada 1 November 2018. Penyelaman hari ini dilakukan tepat pada titik jatuhnya pesawat dengan menggunakan kapal Rigel/5933 milik TNI AL. (Azwar - Anadolu Agency)

Jakarta Raya

Hayati Nupus

JAKARTA

Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) mengatakan pesawat Lion Air JT-606 PK-LQP tidak meledak di udara.

Kepala KNKT Soerjanto Tjahjono mengungkapkan bahwa pesawat tersebut pecah ketika jatuh ke permukaan air dengan kecepatan tinggi.

“Energi yang dihempas ketika itu sangat luar biasa, ada banyak serpihan yang menandakan bahwa pesawat itu menyentuh air dengan kecepatan tinggi,” ujar Soerjanto kepada keluarga penumpang pesawat Lion Air JT-606 PK-LQP, Senin, di Jakarta.

Serpihan-serpihan pesawat itu, lanjut Soerjanto, tersebar di permukaan laut seluas 250 meter persegi.

Jika pesawat itu meledak dan pecah sebelum menyentuh air, tambah Soerjanto, luasan sebaran serpihan akan sangat lebar.

Saat menyentuh air, kata Soerjanto, mesin pesawat masih dalam keadaan menyala dengan putaran tinggi.

Hal itu, lanjut Soerjanto, tampak dari sudah rontoknya semua sudut turbin.

“Kedua mesin dalam kondisi hidup saat ditemukan, dengan rpm cukup tinggi,” ujar dia.

KNKT, ujar Soerjanto, sudah mengunduh data dari Flight Data Recorder (FDR).

Data tersebut, lanjut Soerjanto dalam kondisi baik, berupa 1760 parameter seputar kecepatan pesawat, ketinggian pesawat, besaran temperature dan posisi kemudi pesawat.

Saat ini, KNKT bersama tim dari pemerintah Amerika Serikat, produsen pesawat, perusahaan pabrikan mesin, masih menginvestigasi data tersebut. Investigasi itu juga dibantu oleh Australia, Singapura dan Arab Saudi.

“Perlu 1-2 pekan untuk memverifikasi data tersebut,” ujar dia.

Tim SAR gabungan, lanjut Soerjanto, masih mencari kotak hitam lainnya, yaitu Cockpit Voice Recorder (CVR).

Beberapa hari lalu, kata Soerjanto, tim SAR gabungan sempat mendengar sinyal kotak hitam tersebut namun kini suara sinyal tersebut terhenti.

“Kita sudah tidak mendengar sinyal itu, tapi tetap kita cari, dengan metode apapun,” ujar dia.

Pesawat Lion Air JT 610 PK-LQP berjenis Boeing 737 MAX 8 kecelakaan pada Senin di Laut Jawa, tepatnya di Perairan Karawang, Jawa Barat.

Ini merupakan pesawat baru Lion Air B 737-800 Max yang beroperasi sejak Agustus lalu dengan lama penerbangan 800 jam.

Pesawat berisikan 189 orang, sebanyak Sebanyak 181 orang di antaranya merupakan penumpang dan delapan lainnya awak pesawat.

Dari Jakarta, pesawat berangkat menuju Pangkal Pinang pukul 06.10 WIB dan hilang kontak setelah 13 menit mengudara.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.
Topik terkait
Bu haberi paylaşın