Kereta api jadi andalan metamofosis transportasi Indonesia
Saat ini, Kereta Api Commuter Line mengangkut lebih dari 1 juta penumpang per hari

Jakarta Raya
Megiza Asmail
JAKARTA
Persatuan Insinyur Indonesia (PII) pada Kamis menilai pemerintah Indonesia perlu membuat sistem transportasi yang lebih efisien untuk menunjang mobilitas dan produktivitas masyarakat.
Wakil Ketua Umum PII Heru Dewanto mengatakan perkembangan transportasi di masa mendatang harus mampu memberi jaminan efisiensi dan efektivitas bagi para penggunanya.
“Mengingat geliat ekonomi masyarakat di wilayah yang semakin tinggi, kereta menjadi kuncinya,” kata Heru dalam diskusi bertajuk “Kebangkitan Kereta Api Nasional” di Jakarta.
Sistem transportasi yang semakin efisien, kata dia, menjadi penting karena perkembangan infrastruktur dan perluasan wilayah urban memerlukan sinkronisasi seluruh moda transportasi, baik di dalam kota maupun antar-kota.
PII menilai, metamorfosis moda transportasi kereta api dengan memanfaatkan perkembangan teknologi, adalah salah satu kunci efisien sistem transportasi Indonesia.
Dari riset yang dilakukan PII, Heru menyebut tiga hal yang menjadi perhatian khusus untuk mengembangkan sistem transportasi modern.
Pertama, kata dia, teknologi akan berkontribusi besar pada penyediaan moda transportasi yang lebih efisien. Masyarakat tidak akan mengambil moda transportasi yang tidak menunjang mobilitas yang efisien dan efektif.
“Kedua, mobilitas tidak hanya soal manusia, namun juga mengenai barang-barang. Kebutuhan penduduk semakin banyak, pertumbuhan ekonomi juga semakin tinggi, sehingga mobilitas barang juga dituntut lebih efisien,” sebut Heru.
Ketiga, imbuh dia, sistem transportasi yang efisien membuat tidak hanya industri namun juga masyarakat akan lebih kompetitif.
“Ketepatan waktu yang diberikan oleh MRT, misalnya, membuat waktu perjalanan lebih singkat dan masyarakat bisa lebih produktif,” ujar Heru.
Di tempat yang sama, Direktur Operasional dan Pemeliharaan PT MRT Jakarta Agung Wicaksono mengatakan hadirnya transportasi massal berbasis kereta api seperti MRT akan mengubah gaya hidup masyarakat urban.
“MRT akan mendorong masyarakat untuk lebih tepat waktu, meningkatkan budaya antre, menjaga kebersihan, dan hal-hal positif lainnya. Jadi kalau mau bicara revolusi mental, ya di sini salah satu bentuknya,” tutur Agung.
Dia menambahkan, persoalan transportasi di Indonesia saat ini merupakan akibat dari mobilitas yang terhambat karena kemacetan. Kehadiran MRT, kata Agung, dapat mengatasi bottle neck persoalan transportasi di Jakarta.
Komisaris PT Kereta Api Indonesia Suhono Harso Supangkat yang juga hadir dalam diskusi menambahkan kereta api sebagai moda transportasi massal yang efisien dan efektif sudah dibuktikan melalui kehadiran KRL Commuter Line yang menghubungkan Jakarta dengan Kawasan satelit.
Saat ini, tukas Suhono, penumpang Commuter Line sudah mencapai lebih dari 1 juta penumpang setiap harinya. Tidak hanya KRL, kereta api di wilayah Jawa juga selalu penuh dan menjadi rujukan utama moda transportasi.
“Masyarakat di Indonesia telah menyadari bahwa moda transportasi kereta api telah memberikan ketepatan waktu yang lebih baik dibandingkan dengan moda transportasi lainnya, terutama untuk menunjang mobilitas sehari-hari masyarakat urban. Ketepatan waktu itu yang bisa membuat masyarakat dapat lebih efisien dan produktif,” ujar Suhono.
Dia menambahkan, pengembangan kereta api untuk mobilitas masyarakat urban juga telah mendorong perbaikan struktur kota dan ekonomi perkotaan melalui kawasan berorientasi transit atau Transit Oriented Development (TOD), yang menjadi titik temu antara kereta api dengan moda transportasi lainnya atau dengan pasar, pusat perbelanjaan, maupun pusat perkantoran.