Kementerian Luar Negeri perkuat pemahaman ASEAN di perguruan tinggi
Sebanyak 40 perguruan tinggi saat ini sudah memiliki Pusat Studi ASEAN. Targetnya, kesadaran publik tentang masyarakat ASEAN bakal meningkat

Iqbal Musyaffa
JAKARTA
Kementerian Luar Negeri Indonesia menggandeng perguruan tinggi untuk memperluas pemahaman tentang ASEAN kepada masyarakat. Misi tersebut direalisasikan melalui pembentukan Pusat Studi ASEAN (PSA).
Tidak hanya itu, PSA dibuat untuk memperkuat peran Sekretariat Nasional ASEAN di Jakarta dalam menjangkau sebanyak mungkin pemangku kepentingan di Indonesia, agar dapat lebih memahami kerja sama antara negara ASEAN dan manfaatnya bagi rakyat.
Sekretaris Jenderal Kementerian Luar Negeri, Mayerfas, mengatakan PSA adalah institusi utama yang dapat memperkuat pemahaman serta kesadaran publik tentang masyarakat ASEAN. Saat ini terdapat 40 perguruan tinggi yang sudah memiliki PSA.
“Keberadaan lembaga ini akan kita manfaatkan dalam Sekretariat Nasional ASEAN Indonesia untuk membumikan ASEAN,” ujarnya di Jakarta, Rabu.
PSA, menurut Mayerfas, juga memiliki peran strategis sebagai jalur second track diplomacy yang dapat membawa perspektif ASEAN dalam pembuatan kebijakan pembangunan di daerah.
Selain itu, PSA juga diharapkan dapat membantu menyuarakan usulan dalam forum kerja sama ASEAN yang menjadi perhatian dan kebutuhan di daerah.
Penguatan pemahaman ASEAN, dianggap Kemenlu, menjadi penting karena kawasan Asia tenggara yang terus tumbuh dan berkembang. Posisi ASEAN secara strategi dan politik dinilai sangat penting sehingga membuat banyak negara memiliki kepentingan di kawasan ini.
“Semua aspek kehidupan sekarang sudah berlabel ASEAN. Di bidang ekonomi saja terdapat 96 sektor yang berkaitan dengan kerja sama ASEAN di Indonesia. Belum lagi secara budaya dan politik,” katanya.
Sekretariat Nasional ASEAN saat ini bertugas untuk mengkoordinasikan semua kegiatan ASEAN dan sosialisasinya di masing-masing negara anggota, termasuk Indonesia. Melalui sinkronisasi Setnas ASEAN Indonesia dengan PSA akan membentuk kerangka regulasi nasional.
Regulasi yang dimaksud dapat berupa Peraturan Presiden yang dapat menjadi acuan yang jelas dalam implementasi visi ASEAN 2025. “Peran Setnas ASEAN sebagai koordinator implementasi kesepakatan ASEAN di dalam negeri akan terus ditingkatkan,” tuturnya.
Di sisi lain, Direktur Kerja sama Sosial Budaya ASEAN, J.S George Lantu, mengatakan kementerian luar negeri akan terus mendorong universitas yang memiliki PSA untuk melakukan kajian yang dapat berdampak langsung kepada masyarakat.
Kajian yang bisa dilakukan adalah seputar pilar kerja sama masyarakat ASEAN yang meliputi politik keamanan, ekonomi dan sosial budaya. ASEAN beserta 11 negara mitra wicaranya memiliki banyak trust fund dan project fund yang dapat dimanfaatkan.
Pada Mei lalu tercatat ada 25 jenis trust fund dengan total dana USD 232,64 juta serta 45 jenis project fund dengan total dana USD 22,43 juta. “Berbagai jenis pendanaan ini adalah peluang yang harus dimanfaatkan oleh Pusat Studi ASEAN,” ujar Lantu.
Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.