Türkİye

Kekaisaran Ottoman terima bangsa Yahudi yang diusir dari Spanyol

Bangsa Yahudi bebas beribadah dan memegang jabatan publik

Rhany Chairunissa Rufinaldo  | 02.08.2018 - Update : 03.08.2018
Kekaisaran Ottoman terima bangsa Yahudi yang diusir dari Spanyol Ilustrasi (Foto File - Anadolu Agency)

Ankara

Mucahit Turetken

ISTANBUL

Sejarawan terkenal, Lufti Seyban, pada Rabu mengungkapkan bangsa Yahudi yang bermukim di Wilayah Ottoman dapat menjalankan ibadah dan menduduki jabatan di pemerintahan.

Pada hari peringatan pengusiran bangsa Yahudi dari Spanyol tahun 1492, Lufti Seyban berbicara kepada Anadolu Agency: "Tidak ada angka pasti dari jumlah Yahudi yang diusir. Mereka pada umumnya bermigrasi ke wilayah Ottoman."

Perintah pengusiran bangsa Yahudi dari Spanyol dikeluarkan pada tahun 1492 oleh raja-raja yang memerintah Castile dan Aragon (kerajaan kuat di Semenanjung Iberia selama abad pertengahan) melalui Dekrit Granada (Dekrit Alhambra) untuk mengusir Yahudi dari wilayahnya.

Seyban, yang mengajar Universitas Sakarya, menekankan bahwa Yahudi paling sering ditempatkan di kota utama bagian utara Yunani, Thessaloniki, yang merupakan wilayah Ottoman.

"Banyak juga Yahudi yang bermukim di sekitar Galata di Istanbul, Izmir di kota Aegean Turki, dan Safed, kota di bagian utara Israel," ungkapnya.

"Sultan Bayezid II adalah kaisar Ottoman paling terkemuka yang melanjutkan tradisi Islam dan Turki dalam menerima bangsa Yahudi saat situasi sulit," tambahnya.


Pengusiran Bangsa Yahudi

Seyban mengatakan "Alasan pengusiran bangsa Yahudi tersebut adalah permusuhan agama antara Kristen dan Yahudi."

"Umat Kristen Katolik membenci Yahudi lebih dari Muslim. Pada masa itu Yahudi dipandang sebagai sumber dari semua kejahatan," tambahnya.

"Umat Katolik tidak toleran terhadap orang lain yang berbeda agama. Mereka tidak hanya menentang Yahudi, terapi juga Mujadan Muslim Andalusia yang tinggal di Semenanjung Iberia setelah periode Reconquista," ungkapnya.

Reconquista adalah serangkaian kampanye oleh negara-negara Kristen untuk merebut kembali wilayahnya dari Muslim di Spanyol dan Portugal pada abad pertengahan.

"Penderitaan di Spanyol bertahan hingga 300 tahun. Meskipun periode selanjutnya tidak sekejam pengusiran di 1492, arus migrasi berlangsung di kawasan yang sama," ungkapnya.

*Faruk Zorlu berkontribusi pada laporan ini dari Ankara

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.