Indonesia usulkan 3 cagar biosfer baru ke UNESCO
Ketiga cagar biosfer itu adalah Berbak Sembilang di Jambi-Sumatera Selatan, Betung Kerihun Danau Sentarum di Kapuas Hulu, Kalimantan, dan Rinjani di Lombok, Nusa Tenggara Barat

Jakarta Raya
Hayati Nupus
JAKARTA
Indonesia mengusulkan tiga cagar biosfer baru kepada UNESCO.
Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Wiratno, mengatakan bahwa ketiga cagar biosfer itu adalah Berbak Sembilang di Jambi-Sumatera Selatan, Betung Kerihun Danau Sentarum di Kapuas Hulu, Kalimantan, dan Rinjani di Lombok, Nusa Tenggara Barat.
“Pengelolaan cagar biosfer berbasis kultur, kearifan lokal, lintas sektoral dan berbasis sains, teknologi dan peran aktif para pihak diharapkan dapat mendorong kesadaran serta aksi kolektif pelestarian lingkungan,” kata Wiratno, Selasa, melalui siaran pers.
Wiratno mengatakan bahwa konsep cagar biosfer berpedoman pada Seville Strategy, Madrid Declaration and Action Plan, dan Lima Action Plan, seperti prinsip pengelolaan kawasan konservasi di Indonesia.
Dia menekankan pentingnya mengawal kebijakan yang memberikan akses kelola kepada masyarakat pinggir hutan dan masyarakat adat di dalam cagar biosfer. Lewat program perhutanan sosial dan kemitraan konservasi.
Ketiga usulan cagar biosfer itu disampaikan lewat sidang ke-30 The Man and Biosphere International Co-ordinating Council (MAB-ICC) UNESCO, yang digelar sepanjang 23-28 Juli 2018 di Palembang, Sumatera Selatan.
“Harapannya tiga nominasi ini dapat disetujui dan ditetapkan oleh UNESCO sebagai cagar biosfer baru, sehingga menambah 11 cagar biosfer yang telah ada di Indonesia,” kata Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Hayati Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Enny Sudarmonowati yagn sekaligus Ketua Komite Nasional MAB UNESCO ini.
Enny mengatakan pertemuan MAB berfokus pada pengembangan sistem pengelolaan cagar biosfer yang efektif dan efisien, sesuai peran masing-masing lembaga, demi mewujudkan pembangunan berkelanjutan.
Selain itu, kata Enny, momentum ini merupakan ajang mempromosikan keunggulan Indonesia dalam mengembangkan cagar biosfer untuk meninmgkatkan kehidupan masyarakat dan melestarikan sumber daya ekosistem.
Ajang ini, ujar Enny, dihadiri 300 peserta dari 45 negara yang merupakan anggota World Network of Biosphere Reserve (WNBR) dari Asia, Australia, Afrika dan Amerika serta perwakilan kantor utama UNESCO di Paris.
Saat ini terdapat 669 cagar biosfer yang tersebar di 120 negara.
Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.