Indonesia butuh 5,1 juta kantong darah per tahun
Kebutuhan darah itu di antaranya digunakan untuk ibu melahirkan yang mengalami pendarahan.

Hayati Nupus
JAKARTA
Hari Donor Darah Sedunia akan diperingati 14 Juni mendatang. Fokus peringatan Hari Donor Darah Sedunia tahun ini adalah donor dalam keadaan darurat, dengan slogan What can you do? Give blood. Give now. Give often.
“Kampanye tersebut menekankan pentingnya peran setiap orang untuk membantu orang lain dalam situasi darurat dan berdonor secara teratur. Sehingga persediaan darah tercukupi sebelum keadaan darurat terjadi,” ujar Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Oscar Primadi Selasa.
Berdasarkan standar World Health Organization (WHO), Indonesia membutuhkan 5,1 juta kantong darah per tahun atau 2 persen dari jumlah penduduk Indonesia. Angka itu selisih 1 juta ketimbang produksi darah dan komponennya yang saat ini berkisar 4,1 juta saja. Dari 3,4 juta donasi, 90 persen di antaranya berasal dari donasi sukarela.
Kebutuhan darah itu di antaranya digunakan untuk ibu melahirkan yang mengalami pendarahan. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, pendarahan menjadi penyebab 28 persen kematian ibu.
Oleh karenanya Kementerian Kesehatan berharap peran serta masyarakat untuk menjadi pendonor darah rutin. “Ketersediaan darah di sarana kesehatan sangat ditentukan oleh partisipasi masyarakat dalam mendonorkan darahnya,” ujar Menteri Kesehatan Nila Moeloek dalam keterangan persnya pada Anadolu Agency.
Pemerintah telah membuat program kerja sama antara Puskesmas, Unit Transfusi Darah (UTD) dan rumah sakit dalam pelayanan darah untuk menurunkan angka kematian ibu. Program ini bertujuan demi menjamin ketersediaan darah yang cukup bagi ibu hamil, melahirkan dan nifas. Saat ini nota kesepahaman itu telah ditanda tangan bersama 2.394 Puskesmas melalui 123 Dinas Kesehatan kabupaten/kota.
Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.