Indonesia alami 7 insiden pesawat sepanjang 2017
Ketujuh insiden itu termasuk pesawat “bersenggolan” di bandara udara, pesawat mengalami pendaratan yang tidak sempurna atau pun pesawat jatuh karena cuaca ekstrim.

Hayati Nupus
JAKARTA
Indonesia sudah mengalami setidaknya 7 kali insiden yang melibatkan pesawat terbang sejak Januari hingga pekan pertama Juli 2017.
Berdasarkan catatan Anadolu Agency, ketujuh insiden itu termasuk pesawat “bersenggolan” di bandara udara, pesawat mengalami pendaratan yang tidak sempurna atau pun pesawat jatuh karena cuaca ekstrim.
Insiden pertama terjadi di bulan Januari saat pesawat latih Mandiri Utama Flight Academy (MUFA) mengalami kecelakaan karena perubahan kecepatan angin saat hendak mendarat di Bandara Blimbingsari, Banyuwangi, Jawa Timur.
Pesawat jenis CESSNA 172S itu diterbangkan seorang siswi yang baru memiliki jam terbang sebanyak 33 jam bernama Regina Marthalia. Pesawat terbakar. Regina selamat dan hanya mengalami luka lecet.
Di bulan Februari, pesawat GA 258 tergelincir keluar landasan saat hendak mendarat di Bandara Adisucipto, Yogyakarta. Situasi saat itu hujan lebat. Beruntungnya, tak ada korban luka-luka. Sebanyak 123 penumpang dan 7 awak pesawat berhasil dievakuasi dalam keadaaan selamat. Dampaknya, semua penerbangan dari Yogyakarta untuk sementara dialihkan ke Bandara Solo.
Di bulan April, ada dua kali insiden pesawat. Yang pertama adalah terjadinya runway incursion antara pesawat Boeing B777 milik Garuda Indonesia dengan pesawat Boeing B737-800 NG milik Sriwijaya Air di Bandara Soekarno Hatta, Jakarta. Untungnya tidak ada korban.
Di bulan yang sama, pesawat PK-FSO tipe C208 Caravan yang diawaki Kompol Rio Pasaribu dinyatakan hilang kontak 15 menit sebelum mendarat. Pesawat berangkat pada 11.44 WIT dari Tanah Merah, Kabupaten Boven Digoel, Papua menuju Oksibil dengan membawa sembako.
Pesawat nahas itu baru ditemukan sehari kemudian di ketinggian 7100 kaki di Bukit Anem, Kabupaten Pegunungan Bintang.
Bulan Mei, kecelakaan pesawat menimpa Boeing 737-300 milik Sriwijaya Air yang tergelincir di Bandara Rendani, Manokwari, Papua Barat. Dari Sowong menuju Manokwari, pesawat membawa 146 penumpang dengan 7 anak dan 3 bayi di antaranya. Semua penumpang selamat.
Bulan Juli, helicopter HR 3602 jenis Dauphin milik Basarnas mengalami kecelakaan di Desa Canggal, Kecamatan Candiroto, Temanggung, Jawa Tengah.
Dari Bandara Ahmad Yani, Semarang, pesawat berangkat pukul 16.00 WIB untuk memantau lokasi bencana letupan Kawah Sileri, Pegunungan Dieng, Banjarnegara. Sebanyak 17 menit kemudian pesawat mengalami kecelakaan.
Masih di bulan dan minggu yang sama, , pesawat Pilatus Porter PC-6 PK-RCX miliki Associated Mission Aviation hilang kontak di Wamena, Papua akibat cuaca buruk. Pesawat dalam perjalanan dari Wamena menuju Darakma, setelah sebelumnya berangkat dari Jayapura dan sempat singgah di Tanime. Sorenya, pesawat ditemukan di ketinggian 8500 kaki, koordinat S.04 10.75 E. 138 51.45. Pesawat ditemukan hancur. Sebanyak 2 awak dan 3 penumpang meninggal dunia.
Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.