Gunung Agung meletus lagi, asap 1.500 meter di atas kawah
Masih ada pergerakan magma di dalam gunung meski dengan intensitas rendah

Jakarta Raya
Muhammad Latief
JAKARTA
Gunung Agung Provinsi Bali, kembali meletus, Selasa, setelah statusnya diturunkan dari Awas menjadi Siaga.
Letusan terjadi pada pukul 11.49 WITA, ditandai dengan semburan asap dan abu vulkanik setinggi 1.500 meter dari puncak menuju arah timur-timur laut selama 140 detik.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, zona bahaya ditetapkan 4 kilometer dari kawasan puncak kawah.
“Hujan abu tipis terlihat di Dusun Pandan Sari, Desa Dukuh, Kecamatan Kubu Kabupaten Karangasem. Tidak ada dampak merusak dan penerbangan dari erupsi tadi,” ujar dia.
Menurut Sutopo, meski statusnya sudah diturunkan menjadi Siaga, potensi letusan Gunung Agung masih ada. Namun dengan kekuatan yang lebih rendah dibanding dengan status Awas.
Menurut Sutopo, hingga saat ini masih terdapat 15.445 jiwa yang masih mengungsi tersebar di 146 titik pengungsian, meski sebenarnya semua pengungsi boleh pulang ke rumahnya sejak Sabtu (10/2).
Sebagian warga bertahan di pengungsian karena ada kerusakan jalan, jembatan, rumah, dan keterbatasan modal untuk memulai bekerja di di lahan pertaniannya setelah ditinggal mengungsi selama lebih dari lima bulan.
“Ada juga yang khawatir, Gunung Agung meletus kembali seperti November 2017 pasca diturunkan status Siaga saat itu,” ujar dia.
Sementara itu, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Selasa, mengeluarkan status Volcano Observatory Notice for Aviation (VONA) Gunung Agung dengan kode oranye. Artinya, wilayah sekitar gunung berbahaya bagi penerbangan.
Dari pos pengamatan gunung ini, terlihat Gunung Agung mengeluarkan asap dan abu vulkanik dengan ketinggian mencapai 4.642 meter dari permukaan laut.
Selain itu juga terdeteksi aktivitas seismik yang didominasi gempa berfrekuensi rendah, hal ini mengindikasikan adanya aktivitas uap dan emisi gas di kawah.
Sempat juga terdeteksi gempa frekuensi tinggi yang mengindikasikan adanya pergerakan magma di dalam gunung meski dengan intensitas yang rendah.
Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.