Nasional

Digitalisasi penting lestarikan budaya dan sejarah

Warisan budaya tak berwujud seperti pantun dan tarian juga bisa dilestarikan juga dalam bentuk digital

Shenny Fierdha Chumaira  | 21.02.2018 - Update : 22.02.2018
Digitalisasi penting lestarikan budaya dan sejarah Mesin pemindai besar berukuran sekitar 1,5 meter x 1 meter yang berfungsi untuk memindai lukisan, naskah, foto, kain, maupun benda lainnya dengan resolusi tinggi ditunjukkan di hadapan peserta seminar Arsip Digital Warisan Budaya yang diselenggarakan oleh Kedutaan Besar Jepang untuk Indonesia di Century Park Hotel, Senayan, Jakarta Selatan, Rabu 21 Februari 2018 (Shenny Fierdha - Anadolu Agency)

Jakarta Raya

Shenny Fierdha

JAKARTA 

Teknik digitalisasi dengan menggunakan alat dan teknologi canggih diperlukan untuk melestarikan benda bersejarah dan benda cagar budaya, kata Ahli Digital Resolusi Tinggi dari Sekolah Pasca Sarjana Teknik Universitas Kyoto Jepang Profesor Ide Ari dan Guru Besar Sejarah Universitas Indonesia Susanto Zuhdi dalam seminar mengenai arsip digital warisan budaya di Jakarta, Rabu.

Dalam seminar tersebut, Ari menunjukkan sebuah mesin besar berukuran sekitar 1,5 meter x 1 meter yang berfungsi untuk memindai lukisan, naskah, foto, kain, maupun benda lainnya dengan resolusi tinggi.

"Pemindai ini bisa memotret dan memindai serinci mungkin, bahkan hasil fotonya bisa sesuai dengan warna aslinya," ungkap Ari.

Dengan demikian, masyarakat umum maupun para ahli bisa melihat dengan detail suatu hasil karya seni atau benda peninggalan sejarah lainnya, di samping juga membantu para ahli dalam melakukan rekonstruksi dan rehabilitasi terhadap benda-benda tersebut.

Dia mencontohkan ketika suatu kuil bersejarah terkenal di Jepang mengalami kebakaran, tim pakar pelestari kebudayaan Jepang langsung diturunkan ke lokasi untuk merekonstruksi dan membangun kembali kuil seperti sedia kala.

"Tim tersebut mengacu pada foto-foto kuil yang diambil sebelum kebakaran. Foto yang diambil dengan teknologi canggih," jelas Ari.

Teknik digitalisasi bisa digunakan tidak hanya untuk meneliti dan melestarikan benda konkret, sebab warisan budaya tak berwujud seperti pantun dan tarian bisa dilestarikan juga dalam bentuk digital.

"Tarian adat, permainan anak tradisional, bisa didokumentasikan dengan teknologi canggih," kata Ari.

Di tempat yang sama, Susanto menilai bahwa sejarawan ditantang untuk bisa menulis sejarah dengan mengacu pada benda budaya seperti lukisan maupun dari bangunan bersejarah.

"Biasanya sejarawan hanya berpedoman pada arsip untuk menulis sejarah tapi sekarang harus bisa menulis sejarah dengan berpedoman pada benda-benda lain selain arsip," tukas Susanto.

Selain itu, dia juga berterima kasih kepada Ari yang telah mendemonstrasikan mesin pemindai raksasa tersebut serta kegunaannya terkait pelestarian benda bersejarah dan budaya.

"Ini membantu kita menyelamatkan benda cagar budaya sebab masih ada ribuan jumlahnya yang belum dikonservasi dengan baik," tutup Susanto.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.
Topik terkait
Bu haberi paylaşın