Politik

Amerika enggan bantu teknologi pesawat tempur Indonesia-Korsel

Keempat teknologi itu hanya dimiliki oleh AS dan negara tersebut tidak akan memberikan teknologinya kepada negara manapun.

28.07.2017 - Update : 31.07.2017
Amerika enggan bantu teknologi pesawat tempur Indonesia-Korsel

Erric Permana

JAKARTA

Mimpi Indonesia untuk mandiri menciptakan pesawat tempur sendiri sepertinya tidak mudah tercapai. Masalahnya hingga kini Amerika Serikat (AS) masih enggan memberikan 4 jenis teknologi yang dibutuhkan pesawat tempur KFX/IFX yang merupakan program kerja sama antara Indonesia dan Korea Selatan,  demikian informasi dari Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pertahanan di Jakarta Jumat.

Kedua negara sebelumnyan sudah menargetkan akan menghasilkan 8 unit pesawat tempur generasi 4.5 KF-X dan IF-X  8 unit pada 2021 mendatang dan dapat  digunakan pada 2026.

Empat jenis teknologi yang dibutuhkan pesawat tersebut yakni ectronically scanned array (AESA) radar, infrared search and track (IRST), electronic optics targeting pod (EOTGP) and Radio Frequency jammer.

Menurut Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pertahanan Anne Kusmayanti, keempat teknologi itu hanya dimiliki oleh AS dan negara tersebut tidak akan memberikan teknologinya kepada negara manapun.

“Bicara 4 core teknologi, AS tidak akan memberikan teknologi. Tetapi kita akan membangun kemampuan di situ,” ujar Anne.

Padahal kata Anne, dengan adanya teknologi seperti AESA radar, pesawat tersebut bisa mengunci sejumlah pesawat musuh dalam waktu yang bersamaan serta memiliki pertahanan dengan cara mengelabui radar. Kata dia, Korea Selatan berjanji akan memberikan teknologi serupa hasil kerjasama dengan negara lain seperti Eropa.

Pesawat Tempur KF-X dan IF-X merupakan pesawat tempur generasi 4.5 mengungguli pesawat tempur jenis F-16 dan F-18. Dalam pembuatannya, Pemerintah Indonesia melibatkan PT Dirgantara Indonesia.

Korea Selatan dan Pemerintah Indonesia sepakat untuk mengatur skema pembiayaan 80 persen – 20 persen. Hingga kini kata Anne, anggaran yang dikeluarkan hingga 2016 lalu untuk proyek tersebut menelan Rp 21.6 triliun.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.
Topik terkait
Bu haberi paylaşın