Nasional

6 tewas di Mako Brimob, Daesh klaim bertanggung jawab

Kelompok teroris Daesh mengklaim kerusuhan terjadi antara pejuangnya dan anggota Densus 88

Dandy Koswaraputra, Pizaro Gozali İdrus  | 09.05.2018 - Update : 10.05.2018
6 tewas di Mako Brimob, Daesh klaim bertanggung jawab Sejumlah anggota Brigade Mobil (Brimob) melakukan penjagaan di depan Markas Komando Brimob, Depok, Jawa Barat, pada Rabu 9 Mei 2018. Pejagaan ketat tersebut dilakukan menyusul penyerangan dan penyanderaan anggota polisi oleh sejumlah tahanan teroris.​ (Eko Siswono Toyudho - Anadolu Agency)

Jakarta Raya

Pizaro Gozali dan Muhammad Latief

JAKARTA

Polisi membenarkan 5 anggota Detasemen Khusus (Densus) 88 dan seorang narapidana terorisme tewas dalam kerusuhan yang terjadi sejak Selasa malam di rumah tahanan Markas Komando (Mako) Brimob di Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat. 

“Kami sampaikan bahwa insiden ini memakan korban jiwa. Ada enam gugur dalam peristiwa ini. Rekan kami 5 [orang] gugur, sudah di Kramat Jati dan satu dari mereka terpaksa kita lakukan upaya kepolisian, karena melawan petugas dan mengambil senjata petugas," kata Kadiv Humas Mabes Polri M Iqbal di Mako Brimob, Rabu.

Melalui keterangan terpisah yang diterima oleh Anadolu Agency dari Rumah Sakit Polri Said Sukanto, keenam nama korban tewas dalam insiden ini adalah Bripda Wahyu Catur Pamungkas, Bripda Syukron Fadhli Idensos, Ipda Rospuji, Bripka Denny, Briptu Fandi, dan napi teroris bernama Benny Syamsu Tresno. 

Dalam keterangan sama, satu nama lagi yaitu Bripka Iwan Sarjana, disebut masih hidup namun disandera oleh kelompok narapidana.

Bersamaan dengan kerusuhan ini, kelompok teroris Daesh melalui Amaq News mengklaim bertanggung jawab atas kejadian di Mako Brimob. Mereka menyebut kerusuhan terjadi "antara pejuang kami dengan anggota Densus 88".

Atas klaim Daesh ini, Iqbal berkata singkat, "Itu tidak benar. Insiden ini jangan dilebarkan, karena ini tujuan teroris untuk menebar ketakutan."

Sebelumnya, kerusuhan terjadi di rumah tahanan Mako Brimob Blok C yang berisi tahanan teroris pada Selasa pukul 22.00 WIB. Hingga Rabu, penyanderaan masih terjadi dengan polisi berusaha melakukan negosiasi.

Iqbal menyampaikan kericuhan dipicu saat penjaga memeriksa kiriman makanan dari keluarga narapidana yang membutuhkan waktu lama, sehingga memantik kemarahan para tahanan. 

"Kiriman makanan harus kita verifikasi sesuai SOP, sehingga terjadi insiden," kata Iqbal. 

Di sisi lain, Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Wiranto menggambarkan kerusuhan di rumah tahanan Mako Brimob sebagai kejadian urgen yang perlu mendapatkan penanganan serius.

“Ya, kalau sudah ada yang terbunuh berarti urgent,” ujar dia di Kantor Kemenkopolhukam, Jakarta, Rabu

Menurut Menteri Wiranto, Panglima Tentara Nasional Indonesia dan pimpinan Kepolisian Republik Indonesia sudah menangani kasus ini.

Namun, dia mengaku tidak bisa mengekspos kasus ini dengan cepat pada masyarakat karena menyangkut keamanan nasional, termasuk soal klaim yang dilakukan oleh kelompok teroris Daesh.

"Ini harus hati-hati dan sungguh-sungguh. Ini menyangkut bagaimana kita mengatasi permasalahan dengan baik dan benar serta tuntas,” ujar Menteri Wiranto.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.
Topik terkait
Bu haberi paylaşın