Nasional

UNHCR cari negara tujuan bagi Rohingya Makassar

Sejauh ini, UNHCR sudah berkomunikasi dengan Australia dan Amerika Serikat agar menyediakan tempat bagi warga Rohingya

Pizaro Gozali  | 11.09.2017 - Update : 11.09.2017
  UNHCR cari negara tujuan bagi Rohingya Makassar Komunitas Rohingya Muslim mengungsi dengan mengunakan perahu melewati laut di Pulau Shah Pori Teknaff, Bangladesh 10 September 2017. Ribuan etnis Rohingya mengungsi ke Bangladesh setelah adanya operasi militer di Rakhine State, Myanmar ( Zakir Hossain Chowdhury - Anadolu Agency )

Jakarta

Pizaro Gozali

JAKARTA

United Nations High Commissioner Refugees (UNHCR) terus mencari solusi negara ketiga yang akan menjadi tujuan akhir bagi pengungsi Rohingya yang kini terkatung-katung di Makassar

“UNHCR mencari solusi bagi penempatan negara ketiga. Paling tidak, sekarang kami meminta bantuan pemerintah Indonesia untuk memberikan ijin tinggal,” ujar Assistant Protection Officer UNHCR Indonesia, Nurul Rochayati, kepada Anadolu Agency di Jakarta, Senin

Sejauh ini, UNHCR sudah berkomunikasi dengan beberapa negara seperti Australia dan Amerika Serikat agar menyediakan tempat bagi warga Rohingya.

Kebijakan ini tak hanya memerlukan persetujuan dari negara ketiga, tapi sekaligus memerlukan kesepakatan Myanmar jika suatu waktu mereka berniat kembali ke negaranya

Sejumlah pengungsi Rohingya di Makassar menagih janji penempatan negara ketiga kepada UNHCR.

“Banyak pengungsi dari negara lain sudah pindah ke negara ketiga. Jadi terasa diskriminasi. Rohingya bukan prioritas UNHCR Indonesia,” tutur Muhammad Musa, 22, pengungsi Rohingya di Makassar kepada Anadolu Agency, beberapa waktu lalu.

Mereka juga mengeluhkan tidak bebas beraktivitas. Mereka tak bisa bekerja, anak-anak tak bisa bersekolah.

"Ada anak pengungsi yang bisa bersekolah. Mereka bisa freedom of movement. Tapi kalau untuk bekerja, saya tidak bisa berkomentar," ucap dia.

Nurul menambahkan, UNHCR juga menjamin hak berkomunikasi para pengungsi walaupun ditempatkan di tempat terpisah di Makassar.

"Selama di Indonesia, pemerintah yang mengatur penempatan mereka. Jadi tidak ada batasan komunikasi. Mereka bisa berkomunikasi melalui telepon," jelas dia.

​ 

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.
Topik terkait
Bu haberi paylaşın