Urbanisasi di Indonesia belum terorganisasi dengan baik
Setiap 1 persen peningkatan urbanisasi di Indonesia, hanya mampu meningkatkan pertumbuhan PDB per kapita sebesar 1,4 persen

Jakarta Raya
JAKARTA
Kementerian Keuangan mengakui bahwa penataan perkotaan dan urbanisasi di Indonesia belum terorganisasi dengan baik, bila dibandingkan dengan urbanisasi di China ataupun di Asia Pasifik secara umum.
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan setiap 1 persen peningkatan urbanisasi di Indonesia, hanya mampu meningkatkan pertumbuhan PDB per kapita sebesar 1,4 persen.
“Kita masih kalah dengan China yang 1 persen peningkatan urbanisasinya mampu menciptakan pertumbuhan PDB per kapita 3 persen dan di Asia Pasifik peningkatan PDB per kapitanya 2,7 persen,” jelas Menteri Sri Mulyani dalam diskusi di Jakarta, Kamis.
Menurut dia, hal tersebut memang dapat menjadi perdebatan karena sistem politik di China yang tersentralisasi sehingga bisa lebih mudah melakukan perencanaan dan manajemen perkotaan dengan lebih baik.
Menteri Sri Mulyani mengatakan ada manfaat dari urbanisasi yang belum terdistribusikan dan terkelola dengan baik kepada seluruh masyarakat.
Indonesia masih memerlukan pengelolaan urbanisasi yang lebih baik khususnya dalam pengelolaan kemacetan, dan perlu membentuk area urban baru yang bisa dikembangkan untuk menyebarkan manfaat ke seluruh negara.
“Indonesia bisa mulai mengelola perkotaan di ibu kota baru negara di Kalimantan yang bisa terkelola dan terorganisasi dengan lebih baik sehingga bisa memberikan tambahan PDB per kapita lebih besar,” lanjut Menteri Sri Mulyani.
Selain itu, penataan perkotaan juga akan bisa dilakukan dengan lebih baik seiring perkembangan teknologi digital sehingga bisa memberikan kesempatan kepada perencana perkotaan untuk membuat desain yang lebih baik.
“Kita juga bisa menggunakan kebijakan fiskal untuk mendukung urbanisasi dan memberikan efek yang lebih besar ke masyarakat,” lanjut dia.
Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.