Taiwan minati pengolahan limbah CPO jadi fiber glass
Pengusaha Taiwan tertarik garap sektor logistik dan pergudangan serta kosmetik

Jakarta Raya
Muhammad Latief
JAKARTA
Perusahaan Taiwan Yeu Fong International Technology Corp berminat membangun pabrik pengolahan limbah sawit yang dijadikan bahan baku pembuatan fiber glass untuk badan pesawat terbang.
Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Kementerian Perdagangan Arlinda mengatakan dalam sebuah studi, limbah serat (fiber) buah kelapa sawit potensial digunakan sebagai penguat sifat mekanik komposit fiber glass.
“Potensi ini akan ditindaklanjuti oleh Gabungan Pengusaha Perkebunan Kelapa Sawit Indonesia [Gapki],” ujar dia dalam siaran pers Senin.
Tawaran ini, menurut Arlinda, adalah hasil misi dagang ke Taiwan yang berakhir Minggu lalu.
Sebelumnya, investor Jepang juga akan menanamkan investasi pengolahan limbah cair sawit atau Palm Oil Mill Effluent (POME) menjadi algae di Riau.
Sebagai penghasil minyak kelapa sawit terbesar di dunia, Indonesia menghadapi masalah dengan limbah produk ini. Namun sebenarnya, limbah kelapa sawit bisa diolah menjadi banyak hal berguna.
Misalnya limbah padat tandan kosong, cangkang dan juga serabut yang bisa diolah menjadi biomassa. Kemudian limbah cair yang bisa diolah menjadi energi listrik. Dan limbah gas yang bisa diolah menjadi bahan bakar rumah tangga.
Dalam misi dagang ke Taiwan itu, para pelaku usaha Indonesia berhasil mencatatkan potensi transaksi sebesar USD30,7 juta pada one on one business matching yang didominasi dari sektor tenaga kerja dengan kontribusi hingga USD15 juta.
Kemudian sektor investasi terutama sektor logistik, pergudangan kosmetik, industri daur ulang kabel, industri daur tembaga, industri alat kesehatan dan industri jasa coating material mencapai USD9,5 juta.
Kemudian di perdagangan barang sebesar USD 6,2 juta, terutama dari dari produk perawatan kecantikan, kopi, makanan olahan.
Indonesia, menurut Arlinda, berusaha memanfaatkan New Southbound Policy, yakni kebijakan terbaru Taiwan yang berusaha menggaet mitra kerja sama dengan negara-negara di kawasan ASEAN, Asia Selatan, Australia, dan Selandia Baru.
"Momentum kebijakan tersebut dapat dimanfaatkan Indonesia untuk mengarah pada kerja sama yang saling menguntungkan, bahkan meningkat," ujar Arlinda.
Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.