Ekonomi

Sri Mulyani: Ekonomi kuartal III membaik walau masih kontraksi

Outlook pertumbuhan ekonomi pada kuartal ketiga diperkirakan 0 persen hingga minus 2 persen, membaik dari kuartal kedua yang negatif 5,32 persen

Iqbal Musyaffa  | 09.09.2020 - Update : 11.09.2020
Sri Mulyani: Ekonomi kuartal III membaik walau masih kontraksi Menteri Keuangan Sri Mulyani. (Foto file - Anadolu Agency)

Jakarta Raya

JAKARTA

Pemerintah mengatakan pertumbuhan ekonomi pada kuartal ketiga mulai membaik walaupun masih dibayangi ketidakpastian akibat Covid-19 sehingga masih akan mengalami kontraksi.

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan outlook pertumbuhan ekonomi pada kuartal ketiga diperkirakan 0 persen hingga minus 2 persen kemudian pada kuartal keempat akan kembali membaik.

Dia mengatakan perekonomian Indonesia sangat terpengaruh oleh pandemi Covid-19 akibat kebijakan PSBB yang membuat konsumsi dan investasi melemah, serta ekspor juga karena ekonomi dunia juga terkontraksi.

Menteri Sri Mulyani mengatakan perkiraan pertumbuhan ekonomi pada kuartal ketiga walaupun masih terkontraksi, namun relatif lebih baik dibandingkan dengan kuartal kedua yang tumbuh minus 5,32 persen.

“Outlook ekonomi sepanjang tahun 2020 kita revisi ke bawah dari perkiraan antara minus 0,4 persen hingga 2,3 persen menjadi minus 1,1 persen hingga 0,2 persen,” jelas Menteri Sri Mulyani dalam rapat kerja bersama DPD RI.

Dia menambahkan bahwa lembaga internasional juga merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia seperti ADB yang merevisi dari 2,5 persen menjadi minus 1 persen.

Kemudian, IMF merevisi dari 0,5 persen menjadi minus 0,3 persen, Bank Dunia mengubah proyeksi untuk Indonesia dari minus 3,5 persen hingga 2,1 persen menjadi 0 persen, serta OECD merevisi dari 4,8 persen menjadi minus 3,9 persen hingga minus 2,8 persen.

“Dampak ekonominya luar biasa sehingga mempengaruhi suplai dan demand karena penyebaran Covid-19 meluas di hampir semua provinsi dengan peningkatan kasus di beberapa kabupaten/kota,” urai dia.

Oleh karena itu, Menteri Sri Mulyani mengatakan Presiden menekankan bahwa penanganan masalah kesehatan dan sosial ekonomi tidak bisa dipisahkan sehingga harus dijaga seimbang.

Dia mengatakan walaupun pada 2020 kondisi ekonomi terasa sangat berat, namun pada tahun 2021 diperkirakan ada pemulihan ekonomi yang didukung dengan penanganan Covid-19 yang kian baik setelah vaksin tersedia dan ekspansi fiskal dari sisi permintaan ditingkatkan terutama untuk bansos dan UMKM.

“Ekonomi global juga diperkirakan relatif lebih baik tahun depan sehingga ekspor akan membaik,” imbuh Menteri Sri Mulyani.

Dengan begitu, dia mengatakan pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi tahun depan akan berada di kisaran 4,5 hingga 5,5 persen.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.