
Jakarta Raya
Sibel Ugurlu
ANKARA
Pemimpin Partai Gerakan Nasionalis Turki (MHP) pada hari Jumat mengatakan serangan terhadap mata uang lira bertujuan untuk melemahkan Turki.
Devlet Bahceli menulis di Twitter bahwa peningkatan nilai tukar mata uang terhadap lira Turki disebabkan oleh "tirani kejam dan sanksi keji" yang menargetkan "kejatuhan Turki".
Ucapannya datang beberapa jam setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump meningkatkan serangannya ke Turki dengan menaikkan tarif baja dan aluminium pada sekutu NATO-nya.
"Teror ekonomi sedang dibuat dengan dalih seorang pendeta," kata Bahceli mengacu pada pendeta Amerika Andrew Brunson yang berada di bawah tahanan rumah di Turki.
"Pengkhianatan yang belum selesai pada 15 Juli [kudeta yang gagal pada tahun 2016] sedang direstrukturisasi."
Bahceli meminta orang-orang Turki untuk bersatu melawan "lompatan buatan" dan merangkul lira Turki.
"Kita harus bersolidaritas. Kita perlu menunjukkan dengan jelas dan kategoris bahwa masalah buatan dalam mata uang tidak bisa mengambil negara ini sebagai sandera," tambah Bahceli.
Pemimpin MHP mengatakan peningkatan mata uang adalah "pemerasan politik dan diplomatik" dan tidak berdasarkan ekonomi.
"Kami tidak bisa dan tidak akan tunduk," tambahnya.
Keputusan menaikkan tarif baja dan aluminium di Turki merupakan salah satu tembakan salvo dalam perselisihan yang berkembang antara Ankara dan Washington.
Awal pekan ini, seorang delegasi Turki kembali dari Washington setelah penahanan pendeta Amerika.
Tuduhan pada Brunson adalah menjadi mata-mata PKK - yang telah terdaftar sebagai kelompok teroris baik oleh AS dan Turki - dan Organisasi Teror Fetullah (FETO), kelompok di balik upaya kudeta yang kalah di Turki Juli 2016.
Turki dan AS saat ini mengalami hubungan yang tidak begitu baik setelah Washington memberlakukan sanksi pada Menteri Dalam Negeri Suleyman Soylu dan Menteri Kehakiman Abdulhamit Gul karena tidak melepaskan Brunson.
Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.