Ekonomi, Nasional

Sebanyak Rp5.671 triliun uang beredar pada Februari

Akselerasi M2 terutama didorong oleh komponen uang kuasi dan surat berharga selain saham

İqbal Musyaffa  | 29.03.2019 - Update : 29.03.2019
Sebanyak Rp5.671 triliun uang beredar pada Februari Ilustrasi: Uang rupiah. (Firdaus Wajidi - Anadolu Agency)

Jakarta Raya

Iqbal Musyaffa

JAKARTA 

Bank Indonesia mengumumkan likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) pada Februari sebanyak Rp5.6171,2 triliun.

Jumlah tersebut tumbuh 6 persen (year on year). Pertumbuhan ini juga lebih besar dari pertumbuhan pada Januari yang sebesar 5,5 persen (year on year).

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Onny Widjanarko mengatakan akselerasi M2 terutama didorong oleh komponen uang kuasi dan surat berharga selain saham yang masing-masing tumbuh sebesar 7,1 persen (year on year) dan 16,8 persen (year on year).

“Pertumbuhan tersebut lebih tinggi dari pertumbuhan pada bulan sebelumnya sebesar 6 persen (year on year), dan 10,3 persen (year on year),” jelas Onny dalam keterangan resmi, Jumat.

Sementara itu, Onny menjelaskan pertumbuhan uang beredar dalam arti sempit (M1) melambat pada Februari 2019 menjadi 2,6 persen (year on year) dari pertumbuhan pada bulan sebelumnya 3,8 persen (year on year).

“Berdasarkan faktor yang memengaruhi, peningkatan pertumbuhan M2 terutama dipengaruhi oleh perbaikan pertumbuhan aktiva luar negeri bersih serta akselerasi pertumbuhan kredit,” ungkap Onny.

Dia menambahkan pertumbuhan aktiva luar negeri bersih pada Februari 2019 membaik menjadi -5,1 persen (yoy) dari bulan sebelumnya sebesar -9,3 persen (yoy).

“Perbaikan pertumbuhan aktiva luar negeri bersih tersebut seiring dengan kenaikan cadangan devisa pada Februari 2019,” imbuh Onny.

Sementara itu, Onny menyebut pertumbuhan kredit perbankan pada Februari 2019 mencapai 12,0 persen (yoy), meningkat dibandingkan dengan pertumbuhan pada bulan sebelumnya sebesar 11,9 persen (yoy).

Namun demikian, operasi keuangan pemerintah pada Februari 2019 tercatat mengalami kontraksi yang tercermin dari penurunan tagihan bersih kepada Pemerintah Pusat, yaitu dari -14,3 persen (yoy) menjadi -25,4 persen (yoy), sejalan dengan peningkatan rekening giro Pemerintah Pusat di sistem moneter.

“Sementara itu, suku bunga kredit tercatat relatif stabil pada Februari 2019 sementara suku bunga simpanan bergerak bervariasi,” lanjut Onny.

Hal tersebut tercermin pada rata-rata tertimbang suku bunga kredit pada Februari 2019 tercatat sebesar 10,87 persen, relatif stabil dibandingkan dengan suku bunga pada bulan sebelumnya.

Sementara itu, rata-rata tertimbang suku bunga simpanan berjangka tenor 3 bulan, 12 bulan, dan 24 bulan tercatat stabil sebesar 6,91 persen, 6,69 persen, dan 7,27 persen.

Suku bunga simpanan berjangka tenor 1 bulan sedikit turun dari 6,91 persen pada Januari 2019 menjadi 6,83 persen pada Februari.

Sebaliknya, suku bunga simpanan berjangka tenor 6 bulan meningkat dari 7,20 persen pada Januari 2019 menjadi 7,31 persen pada Februari 2019.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.