Ekonomi

Purchasing Managers Index Indonesia paling rendah di ASEAN

PMI Indonesia di level 27,5, lebih buruk dari Myanmar dengan level 29, Malaysia 31,3, Filipina 31,6, Vietnam 32,7, Singapura 33,3, dan Thailand tertinggi dengan level 46,7

Iqbal Musyaffa  | 04.05.2020 - Update : 04.05.2020
Purchasing Managers Index Indonesia paling rendah di ASEAN Ilustrasi: Industri manufakur. (Foto file - Anadolu Agency)

Jakarta Raya

JAKARTA 

IHS Markit mencatat Purchasing Managers Index (PMI) Indonesia periode April berada pada level 27,5 atau paling rendah di ASEAN.

Kepala Ekonom IHS Markit Bernard Aw mengatakan, dengan level tersebut, kondisi perekonomian dan manufaktur Indonesia mengalami penurunan operasional cukup dalam akibat tindakan yang lebih ketat yang diberlakukan untuk mencegah wabah COVID-19.

Dia mengatakan posisi PMI Indonesia lebih buruk dari Myanmar yang berada di level 29, Malaysia 31,3, Filipina 31,6, Vietnam 32,7, Singapura 33,3, dan Thailand tertinggi dengan level 46,7.

“Penurunan PMI Indonesia karena tindakan yang lebih ketat untuk mencegah pandemi penyakit Covid-19 yang menyebabkan penutupan pabrik dan anjloknya permintaan, output, dan permintaan baru,” kata Bernard dalam keterangan resmi, Senin.

Menurut dia, kondisi ini menyebabkan kelebihan kapasitas yang lebih besar dan menyumbang penurunan tajam pada catatan ketenagakerjaan.

“Perusahaan juga banyak mengurangi aktivitas pembelian dan inventaris input mereka. Dari segi harga, biaya produksi naik tajam sebagai akibat melemahnya rupiah dan kekurangan pasokan,” imbuh Bernard.

Dia mengatakan pembatasan sosial berskala besar yang diberlakukan di berbagai wilayah di Indonesia untuk memerangi pandemi virus korona sangat membebani produksi sehingga banyak perusahaan harus tutup sementara.

“Indeks output anjlok ke posisi terendah yang sebagian disebabkan oleh jatuhnya permintaan ekspor,” tambah dia.

Kemudian, penurunan substansial pada permintaan menyumbang kenaikan besar pada kelebihan kapasitas sebagaimana ditunjukkan oleh penurunan yang belum pernah terjadi sebelumnya pada penumpukan pekerjaan manufaktur.

Kondisi ini ditambah dengan penurunan ketenagakerjaan pada titik terendah. Data survei menunjukkan bahwa lapangan kerja banyak berkurang selama dua bulan berturut-turut dengan adanya laporan PHK yang meluas.

“Dengan penutupan pabrik dan berkurangnya penjualan, perusahaan mengurangi aktivitas pembelian dan lebih mengandalkan stok yang ada,” kata dia.

Bernard menambahkan pembelian input merosot ke tingkat terbesar sepanjang sejarah survei yang menyumbang penurunan dalam catatan inventaris input.

Dia menambahkan survei menggarisbawahi kerugian terbesar yang belum pernah terjadi sebelumnya pada perekonomian Indonesia akibat tindakan darurat kesehatan masyarakat untuk menghambat penyebaran virus berkontribusi pada penurunan permintaan global dan kekurangan input bahan baku.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.