Dunia, Ekonomi

Presiden Iran: Jika hujan tidak turun, Teheran terancam harus dievakuasi

Dalam lima tahun terakhir, curah hujan di seluruh Iran mengalami penurunan drastis

Ahmet Dursun  | 07.11.2025 - Update : 07.11.2025
Presiden Iran: Jika hujan tidak turun, Teheran terancam harus dievakuasi Presiden Iran Masoud Pezeshkiyan.

TEHERAN

Presiden Iran Masoud Pezeshkiyan memperingatkan bahwa jika dalam waktu dekat tidak terjadi hujan di ibu kota Teheran, pemerintah akan mulai menerapkan pembatasan pasokan air pada bulan depan.

Ia menambahkan, jika langkah itu tidak cukup dan hujan tetap tidak turun, maka pemerintah mungkin terpaksa mengevakuasi kota Teheran.

Menurut laporan media Daily Itimad, Pezeshkiyan menyampaikan hal itu dalam kunjungan ke kota Sanandaj di wilayah barat Iran. Dalam pidatonya, ia menyinggung sejumlah persoalan ekonomi dan sosial yang dihadapi negara tersebut.

Presiden Pezeshkiyan menjelaskan bahwa harga-harga yang tinggi dan tingkat inflasi yang terus meningkat merupakan akibat dari kebijakan domestik yang keliru serta dampak dari sanksi internasional. “Harga yang tinggi dan inflasi adalah kesalahan parlemen dan pemerintah. Upaya sedang dilakukan, tetapi karena sumber daya keuangan terbatas, banyak proyek yang tidak dapat diselesaikan,” katanya.

Pezeshkiyan juga menyoroti krisis air yang disebabkan oleh kekeringan yang melanda Iran. “Iran saat ini menghadapi krisis alam berupa rendahnya curah hujan dan berkurangnya sumber daya air, dan krisis ini dapat membawa dampak serius,” ujarnya.

Dia menekankan perlunya pengelolaan air dan energi yang lebih hemat dan efisien, sambil memperingatkan bahwa kondisi pasokan air di Teheran sudah berada pada tahap yang mengkhawatirkan. “Jika hujan tidak turun, mulai bulan depan kami harus memberlakukan pembatasan air di Teheran. Jika setelah itu hujan masih belum turun, air kami akan habis dan kami terpaksa mengevakuasi kota,” kata Pezeshkiyan.

Krisis air di Teheran
Pasokan air untuk Teheran bersumber dari lima bendungan utama, yaitu Lar, Mamlu, Emir Kebir, Talekan, dan Latyan, dengan Emir Kebir sebagai yang terbesar.

Dalam lima tahun terakhir, curah hujan di seluruh Iran mengalami penurunan drastis. Data dari badan meteorologi menunjukkan bahwa tingkat curah hujan di Teheran tahun ini sekitar 40 persen lebih rendah dibandingkan rata-rata normal tahunan. Minimnya hujan, terutama pada musim semi dan musim panas, telah mengurangi cadangan air di bendungan.

Penurunan ini tidak hanya terjadi pada air permukaan, tetapi juga pada cadangan air tanah.

Pada 20 Juli lalu, Otoritas Air Provinsi Teheran memperingatkan bahwa cadangan air di bendungan-bendungan yang memasok kebutuhan kota telah mencapai titik terendah dalam seratus tahun terakhir akibat kekeringan berkepanjangan.

Selama musim panas, pemadaman air bergilir sempat diberlakukan di beberapa wilayah kota.

Presiden Pezeşkiyan pada 23 Juli sempat mengingatkan bahwa jika krisis air di Teheran terus berlanjut tanpa solusi konkret, penyediaan air bersih bagi warga akan menjadi hal yang mustahil.

Sementara itu, Direktur Jenderal Otoritas Air Teheran, Behzad Parsa, pada 3 November menyatakan bahwa cadangan air di bendungan hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan Teheran selama dua minggu ke depan.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.
Topik terkait
Bu haberi paylaşın