Pengamat: Pejabat jangan ternak dolar
'Sekarang tidak ada gerakan cinta rupiah. Bahkan, korupsi pun sering menggunakan dolar,' ujar Ekonom Faisal Basri

Jakarta Raya
Iqbal Musyaffa
JAKARTA
Pengamat ekonomi dari Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Faisal Basri dalam diskusi di Jakarta, Rabu, mengkritisi banyaknya pejabat negara yang menyimpan dolar dalam jumlah besar.
Menurut dia, perlu ada komitmen dari pemerintah untuk meningkatkan penggunaan rupiah dan tidak "menernak dolar" agar nilai tukar rupiah tidak terus tertekan.
“Secara psikologis masyarakat Indonesia justru membeli dolar saat menguat. Sekarang tidak ada gerakan cinta rupiah. Ditambah lagi pejabatnya ternak dolar. Bahkan, korupsi pun sering menggunakan dolar,” lanjut dia.
Oleh karena itu, Faisal berharap Presiden Joko Widodo yang relatif tidak memiliki banyak dolar dapat mengimbau jajarannya agar tidak menyimpan dolar terlalu banyak.
Faisal mengatakan Bank Indonesia tidak bisa bekerja sendiri menjaga stabilitas nilai tukar rupiah. Maraknya penggunaan dolar di dalam negeri, menurut dia, merupakan masalah bangsa.
“BI tidak bisa terus-menerus menggunakan cadangan devisa karena akan memberikan sinyal yang negatif,” jelas Faisal.
Selain itu, Faisal juga mengatakan Indonesia tidak bisa terus tergantung pada arus modal asing agar tidak terlalu tertekan dengan pelemahan rupiah.
“Maka current account [transaksi berjalan] harus surplus. Selain itu ekspor harus naik dan impor ditekan,” jelas Faisal.
Namun, dia meragukan kapasitas Indonesia meningkatkan ekspor karena prioritas dunia usaha di Indonesia sebagian besar untuk pasar domestik. Oleh karena itu, Faisal berharap perdagangan Indonesia dapat dikembangkan ke pasar nontradisional seperti Afrika.
“Kalau mereka tidak punya uang untuk beli produk kita, bisa kita barter dengan kebutuhan kita yang ada di sana. Cara ini belum dilakukan sama sekali. Tidak ada lagi yang bisa kita lakukan dalam jangka cepat,” lanjut dia.
Lebih lanjut, Faisal mengatakan sektor pariwisata juga menjadi salah satu potensi yang dapat dikembangkan dengan memperbanyak penerbangan langsung dari berbagai negara dan penerbangan charter.
Dia juga mengkritik maraknya pameran travel yang menawarkan paket wisata ke luar negeri. Menurut dia, hal itu bisa jadi kontra produktif dengan upaya mengembangkan pariwisata domestik.
“Kita cape undang turis asing masuk tapi wisatawan kita ke luar negeri,” kata Faisal.
Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.