
Jakarta Raya
JAKARTA
Asosiasi Pebisnis dan Industri Independen asal Turki (Musiad) mendorong UMKM Indonesia merambah pasar Turki.
Doddy Cleveland Hidayat Putra, Presiden MUSIAD Indonesia, menargetkan transaksi ekonomi UMKM tanah air di Turki dapat mencapai USD1,5 miliar atau sekitar Rp20 triliun pada 2023.
Hal ini seiring dengan target neraca perdagangan Indonesia dan Turki sebesar USD10 miliar pada 2023.
“Kami menargetkan 20 persen berasal dari UMKM yang nilainya berarti USD1,5-2 miliar,” ujar Doddy kepada Anadolu Agency pada Jumat.
Doddy mengatakan UMKM ini memiliki potensial untuk memasuki pasar Turki antara lain dalam ekspor vanilla, arang kelapa, kopi, coklat, kerajinan, tekstil, obat tradisional, jamu, makanan ringan, dan lain sebagainya.
Bahkan pada 2020, kata dia, telah berdiri perusahaan Indonesia di Istanbul yang bergerak di bidang briket arang kelapa binaan Perkumpulan Pengusaha Arang Kelapa Indonesia (PERPAKI).
“Perkumpulan ini membawahi 300 perusahaan. Itu sangat potensial,” kata dia.
Namun demikian, kata Doddy, interaksi antara pebisnis Indonesia dan Turki memang masih sangat kurang.
Untuk itu, lanjut dia, MUSIAD Indonesia memfasilitasi para pengusaha Indonesia untuk ikut acara MUSIAD Expo pada November mendatang.
MUSIAD Indonesia, jelas Doddy, mengangkat tema “Indonesian Entrepreneurs Journey” sebagai spirit peningkatan kerjasama Ekonomi Indonesia dan Turki dalam event pertemuan bisnis bergengsi tingkat dunia itu.
“Untuk menembus pasar Turki, kita harus tahu dan mengoptimalkan event-event perdagangan yang ada di Turki,” ucap Doddy.
Menurut Doddy, sudah ada lebih dari 20 perusahaan di Indonesia yang telah mendaftar pada MUSIAD Expo untuk ikut bersama dalam program promosi produk-produk Indonesia di kancah internasional tersebut.
“Sebagian besar peserta merupakan UMKM dan ada juga dari BUMN,” ungkap Doddy.
Sebelumnya pada hari Selasa, KJRI Istanbul telah mengadakan diskusi virtual mengenai acara bagaimana menembus pasar Turki dengan Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Jawa Barat yang juga dihadiri Dinas Industri dan Perdagangan Jawa Barat serta berbagai pelaku bisnis yang telah memiliki usaha di Turki.
Pada kesempatan tersebut, Konjen RI Imam Asy’ari menekankan perlunya langkah proaktif seperti mengikuti kalender event promosi produk untuk mengetahui karakteristik pasar dan memahami regulasi kualitas produk di Turki.
“Perlunya UMKM Indonesia membangun business network termasuk channel dengan komunitas bisnis diaspora pengusaha Indonesia di Turki, untuk mendapatkan best practices, serta bersinergi dalam penguasaan pasar,” kata Imam.
Berdasarkan data Kementerian Luar Negeri Indonesia, beberapa produk UMKM Indonesia seperti kopi, lada, kerajinan kayu dan perhiasan, serta produk herbal serta spa telah berhasil menembus pasar Turki.
Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.