MRT dan KRL akan terintegrasi, Pemprov DKI targetkan pengguna angkutan umum meningkat

JAKARTA 

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menargetkan jumlah pengguna angkutan umum di ibu kota akan meningkat dua kali lipat setelah MRT Jakarta, KRL dan Transjakarta terintegrasi.

Rencana integrasi ketiga moda transportasi umum tersebut telah disepakati oleh PT MRT Jakarta, PT Kereta Api Indonesia dan Dinas Perhubungan DKI Jakarta pada Jumat.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan ketiga moda transportasi tersebut telah mengangkut 369,3 juta penumpang pada 2019.

“Kami integrasikan sekarang, Insya Allah angkanya bisa dobel dalam waktu yang singkat,” kata Anies di Jakarta pada Jumat.

Menurut Anies, program ini sejalan dengan target Pemprov DKI mengurangi tingkat kemacetan Jakarta.

Jakarta merupakan kota termacet keempat di dunia berdasarkan survei TomTom Traffic Index pada 2017.

Anies menargetkan Jakarta akan keluar dari 10 besar kota termacet dunia.

Salah satunya dengan meningkatkan fasilitas transportasi umum agar pengguna kendaraan pribadi berkurang.

Pemerintah juga telah membentuk perusahaan patungan PT Moda Integrasi Transportasi Jabodetabek yang akan mengelola 72 stasiun terintegrasi.

Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan perjanjian ini merupakan tindak lanjut dari arahan Presiden Joko Widodo untuk pengelolaan sistem moda transportasi yang terintegrasi.

“Arahan Presiden adalah untuk membentuk perusahaan yang melakukan pengelolaan moda transportasi publik yang terpadu dan terintegrasi,” kata Erick.

Selain itu, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan kerja sama ini bisa menjadi model untuk pengembangan kawasan transit oriented development (TOD).

“Ini bisa dijadikan acuan bagi daerah lain dalam mengembangkan angkutan umum massal khususnya perkeretaapian perkotaan,” ujar Budi Karya.