Menkeu perkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia triwulan II negatif 2,6%
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan untuk triwulan ketiga akan ada perbaikan pertumbuhan ekonomi menjadi 1,5 persen dan 2,8 persen di triwulan keempat

Jakarta Raya
JAKARTA
Pemerintah mengatakan pertumbuhan ekonomi pada triwulan II akan turun menjadi 0,3 persen atau hampir mendekati nol, dan bahkan bisa negative growth minus 2,6 persen.
Oleh karena itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan target pertumbuhan ekonomi 5,3 persen pada tahun ini akan mengalami tekanan dan akan turun sampai level 2,3 persen dan bisa menjadi negatif dalam situasi yang sangat berat.
Dia mengatakan untuk triwulan ketiga akan ada perbaikan pertumbuhan ekonomi menjadi 1,5 persen dan 2,8 persen di triwulan keempat.
Namun, untuk kondisi berat panjang kemungkinan akan terjadi resesi selama dua triwulan berturut-turut dengan pertumbuhan negatif.
“Ini sedang kita upayakan untuk tidak terjadi. Memang sangat berat, namun ini kita menghadapi kondisi yang luar biasa dan kita coba atasi,” ujar Menteri Sri Mulyani dalam telekonferensi sesudah Sidang Kabinet bersama Presiden di Jakarta, Selasa.
Menteri Sri Mulyani mengatakan langkah penanganan sebagaimana disampaikan Presiden adalah dengan menggunakan instrumen APBN untuk fokus pada tiga hal, yaitu gizi dan kesehatan, jaring pengaman sosial, dan dukungan kepada dunia usaha dan sektor informal.
“Dalam situasi ini kita lihat APBN 2020 akan menanggung beban luar biasa tahun ini karena seluruh kondisi ekonomi mengalami dampak, maka penerimaan negara diperkirakan akan mengalami tekanan kontraksi sekitar 10 persen,” ujar Menteri Sri Mulyani.
Sementara itu, pada sisi belanja akan naik sekitar 3 persen yang sedang dijaga pemerintah melalui upaya realokasi dan refocusing anggaran sesuai instruksi Presiden sehingga defisit akan menjadi 5,07 persen.
“Kondisi ini yang menjadi untuk baseline untuk melakukan langkah pada 2020 dan 2021 terkait PDB,” kata dia.