Ekonomi

Menkeu beri kuliah umum di Cornell University

Dalam kuliah itu Menkeu Sri Mulyani menyampaikan strategi pengembangan SDM di Indonesia

İqbal Musyaffa  | 11.04.2019 - Update : 12.04.2019
Menkeu beri kuliah umum di Cornell University Menteri Keuangan Sri Mulyani. (Foto file – Anadolu Agency)

Jakarta Raya

Iqbal Musyaffa

JAKARTA 

Menteri Keuangan Sri Mulyani menyampaikan strategi pemerintah dalam pengembangan SDM saat memberi kuliah umum di Cornell University, Amerika Serikat, Kamis.

Menurut dia, revolusi industri 4.0 memberikan kesempatan bagi negara berkembang untuk melanjutkan pembangunan.

Namun, Menteri Sri menyebut salah satu tantangan yang masih dihadapi Indonesia dalam mewujudkan cita-cita transformasi di era digital adalah pengembangan sumber daya manusia (SDM).

“Untuk menjawab tantangan tersebut, pemerintah menggunakan berbagai instrumen untuk mencapai tujuan pembangunan,” ungkap Menteri Sri dalam keterangan resmi, Kamis.

Dia melanjutkan pemerintah telah mengalokasikan anggaran pendidikan sebesar 20 persen, anggaran kesehatan sebesar 5 persen, dan anggaran jaring pengaman sosial sebesar 10 persen dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.

“Tetapi, pemerintah masih dihadapkan pada berbagai tantangan dalam membelanjakan anggaran pendidikan,” aku Menteri Sri.

Menurut dia, beberapa tantangan tersebut antara lain dalam membelanjakan anggaran untuk meningkatkan kualitas pendidikan yang merata di wilayah Indonesia.

Tantangan kedua adalah untuk meningkatkan kualitas pendidikan dengan anggaran yang telah didesentralisasi, serta memerlukan penguatan sinergi antara pemerintah pusat dan daerah.

Menteri Sri melanjutkan kendala ketiga adalah perlu ada upaya agar pendidikan bisa menghasilkan keterampilan yang tepat, sesuai dengan kebutuhan industri.

“Tantangan selanjutnya adalah bagaimana kebijakan fiskal dapat memberikan insentif untuk mendorong partisipasi pihak swasta dalam pendidikan,” imbuh dia.

Menteri Sri menguraikan dalam kebijakan fiskal, pemerintah telah memberikan beberapa mekanisme insentif, antara lain insentif pengecualian pajak untuk buku literatur, insentif pajak untuk riset dan pelatihan vokasi.

“Kami juga membuat sovereign wealth fund untuk pendidikan di mana dalam periode 10 tahun telah menghasilkan banyak hal,” jelas dia.

Menteri Sri menambahkan pemerintah bisa mengirimkan 25.000 mahasiswa ke universitas terbaik di dunia termasuk Cornell University.

“Kami juga membuat sovereign wealth fund untuk riset sebagai sarana alumni dan swasta untuk menguatkan riset dan development,” jelas Menteri Sri.

Dia menambahkan pada bidang kesehatan, pemerintah dihadapkan pada persoalan stunting yang masih menjadi persoalan utama di Indonesia.

Menteri Sri mengatakan pemerintah telah bekerja sama dengan World Bank untuk mengatasi hal tersebut.

“Selain itu, pemerintah juga telah membuat universal health coverage untuk mengatasi berbagai masalah di bidang kesehatan,” tambah dia.

Menteri Sri juga menekankan bahwa tantangan terbesar dalam peningkatan kualitas SDM tidak terletak pada anggaran atau kebijakan, tetapi pada eksekusinya.

“Hasil belanja untuk SDM tidak terlihat secara langsung dan membutuhkan waktu lama,” ungkap dia.

Menurut Menteri Sri, isu SDM juga harus diatasi dengan teknologi. Dia berharap, isu ini dapat terus didiskusikan, termasuk dengan akademisi.

“Agar kebijakan pengembangan SDM dapat terus dilakukan, pemerintah memerlukan dukungan masyakarat, salah satunya melalui pajak,” jelas Menteri Sri.

Pemerintah telah melakukan reformasi perpajakan yang bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas pelayanan bagi wajib pajak.

“Namun pajak juga bukan semata-mata untuk penerimaan. Kami menggunakan instrumen pajak dan kebijakan fiskal untuk memberikan insentif kepada orang yang tepat,” tegas dia.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.