Ekonomi, Nasional

Kinerja ekspor masih terhantam faktor internal dan eksternal

Komposisi ekspor Indonesia masih didominasi oleh komoditas berbasis sumber daya alam dengan porsi 46 persen atau hampir setengah dari total ekspor

İqbal Musyaffa  | 20.08.2019 - Update : 20.08.2019
Kinerja ekspor masih terhantam faktor internal dan eksternal Ilustrasi: (Foto file - Anadolu Agency)

Jakarta Raya

JAKARTA

Kementerian Perdagangan mengatakan kinerja ekspor Indonesia belum kunjung membaik karena hambatan yang berasal dari internal dan juga eksternal.

Kepala Badan Pengkajian dan Pengembangan Perdagangan Kasan mengungkapkan hambatan internal berupa komposisi ekspor Indonesia masih didominasi oleh komoditas berbasis sumber daya alam dengan porsi 46 persen atau hampir setengah dari total ekspor.

“Komposisi ini tidak sesuai dengan permintaan global karena 81 persen dari permintaan global adalah untuk barang-barang manufaktur, sementara permintaan untuk komoditas sumber daya alam utama hanya 19 persen,” jelas Kasan saat membacakan sambutan dari Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita dalam seminar perdagangan di Jakarta, Selasa.

Selanjutnya, berdasarkan data Kementerian Perdagangan tahun 2017, komposisi ekspor Indonesia terdiri batu bara dan migas sebesar 22 persen, minyak sawit sebesar 14 persen, televisi dan kamera digital sebesar 5 persen, kemudian karet dan turunannya sebanyak 5 persen.

Komposisi ekspor lainnya antara lain otomotif sebesar 4 persen, persen reaktor dan boiler sebesar 4 persen, 3 persen ekspor mutiara, 3 persen alas kaki, 2 persen tekstil dan garmen, 2 persen kayu dan turunannya, serta komoditas lainnya sebesar 36 persen.

Kasan menambahkan untuk tantangan ekspor yang berasal dari eksternal akibat dari ketidakpastian global seperti perang dagang yang berkepanjangan, anti globalisasi, Brexit, serta anjloknya harga komoditas dan juga adanya keraguan atas peran WTO.

“Faktor eksternal lainnya yang menjadi tantangan bagi Indonesia berupa hambatan bagi produk ekspor Indonesia untuk masuk ke beberapa wilayah seperti kopi instan Indonesia ke Filipina atau minyak sawit dan turunannya ke Uni Eropa,” ungkap Kasan.

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik, ekspor Indonesia hingga bulan Juli mencapai USD95,78 miliar, jauh lebih rendah dari periode yang sama tahun 2018 dengan jumlah USD104,14 miliar.

Sementara impor hingga Juli tahun ini berjumlah USD97,68 miliar masih lebih besar dari jumlah ekspor. Namun, total impor pada tahun ini lebih rendah dari periode yang sama tahun lalu yang berjumlah USD107,34 miliar.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.