Ekonomi

Industri makanan minuman Indonesia naik 4 kali lipat pada 2025

Bisa dicapai dengan implementasi serius road map Making Indonesia 4.0

Muhammad Nazarudin Latief  | 01.09.2018 - Update : 02.09.2018
Industri makanan minuman Indonesia naik 4 kali lipat pada 2025 Ilustrasi Secangkir kopi- Industri makanan dan minuman nasional dibidik menjadi pemimpin di pasar makanan kemasan sederhana hingga medium di tingkat ASEAN. Produknya antara lain air minum dalam kemasan, mi, teh siap saji, dan kopi. (Foto File - Anadolu Agency)

Jakarta Raya

Muhammad Latief

JAKARTA 

Industri makanan dan minuman Indonesia akan meningkat hingga empat kali lipat menjadi senilai USD50 miliar pada 2025 jika pemerintah dan sektor industri konsisten mengimplementasikan roadmap Making Indonesia 4.0, kata seorang pejabat di Kementerian Perindustrian.

Direktur Industri Minuman, Hasil Tembakau dan Bahan Penyegar Kemenperin Abdul Rochim mengatakan ada beberapa terobosan dalam industri makanan minuman. Pada periode 2019-2020, pemerintah akan memperbaiki alur aliran material, menetapkan pilot project, dan memfasilitasi bantuan cyber-physical systems.

Targetnya pada 2021, sudah bisa mengurangi ketergantungan impor produk pertanian serta produk makanan dan minuman olahan, seperti beras, ayam, gula, makanan laut olahan, cokelat, tepung kanji, serta buah dan sayur olahan.

“Rencana aksi dan rancangan insentif teknologi untuk produsen makanan dan minuman olahan dalam negeri sedang dirancang,” ujar dia dalam siaran persnya, Sabtu.

Dengan implementasi yang serius, pada 2025, industri makanan dan minuman nasional dibidik menjadi pemimpin di pasar makanan kemasan sederhana hingga medium di tingkat ASEAN. Produknya antara lain air minum dalam kemasan, mi, teh siap saji, dan kopi.

Kemudian pada 2030 Indonesia ditargetkan menjadi lima besar eksportir untuk industri makanan dan minuman di tingkat global.

Selain memacu nilai ekspor, implementasi industri 4.0 juga dapat meningkatkan produktivitas dan inovasi serta mengurangi biaya produksi. Apalagi dengan keunggulan pasar domestik yang mencapai 30 persen total pasar ASEAN dan sumber daya pertanian berlimpah dengan volume terbesar ke lima di dunia.

Skema pertama adalah peningkatan produktivitas sektor hulu dengan pemanfaatan teknologi, pemberdayaan industri kecil dan menengah (IKM). Kemudian didukung dengan pendanaan dan fasilitasi mesin produksi, efisiensi rantai pasokan, serta meningkatkan produksi makanan kemasan modern dengan inovasi produk.

Pemerintah mencatat, industri makanan dan minuman mampu tumbuh hingga 8,67 persen pada triwulan II/2018, melampaui pertumbuhan ekonomi nasional.

Selanjutnya, industri makanan dan minuman juga memberikan kontribusi besar terhadap nilai investasi sepanjang semester I/2018, dengan menyumbang 47,50 persen atau senilai Rp21,9 triliun untuk penanaman modal dalam negeri (PMDN). Sedangkan, untuk penanaman modal asing (PMA), industri makanan menyetor 10,41 persen (USD586 juta).

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.