Ekonomi

Industri furnitur lokal naik saat pandemi Covid-19

Agus menilai kenaikan tersebut terjadi karena adanya kebutuhan untuk menata dan merenovasi rumah

Adelline Tri Putri Marcelline  | 20.09.2021 - Update : 20.09.2021
Industri furnitur lokal naik saat pandemi Covid-19 Kegiatan bongkar muat di Jakarta International Container Terminal (JICT), Tanjung Priok, Jakarta, 20 Oktober 2017. ( Eko Siswono Toyudho - Anadolu Agency )

Jakarta Raya

JAKARTA 

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan bahwa minat masyarakat terhadap furnitur lokal cukup tinggi di masa pandemi Covid-19.

Agus menjelaskan hal tersebut berdasarkan dari tingkat pertumbuhan industri yang tumbuh 8,04 persen pada kuartal pertama tahun 2021.

“Artinya, industri furnitur dan kerajinan terbukti memiliki tingkat resiliensi yang tinggi di saat pandemi,” kata dia dalam keterangan tertulis, Senin.

Dia menilai hal ini terjadi karena adanya peralihan signifikan aktivitas masyarakat.

Kata dia, dari yang sebelumnya untuk hiburan, pariwisata atau transportasi, menjadi kebutuhan untuk menata dan merenovasi rumah.

“Bahkan, aktivitas belanja online selama pandemi juga mendukung peningkatan penjualan furnitur, baik memenuhi pasokan pasar domestik maupun ekspor,” tutur Agus.

Dia juga menilai industri furnitur merupakan salah satu sektor yang paling cepat pulih ketika pandemi covid-19 mewabah di Indonesia pada akhir kuartal pertama 2020.

Hal ini, lanjut dia, tidak seperti industri hiburan, pariwisata, dan transportasi yang masih terpuruk sampai saat ini

“Awalnya industri furnitur minus 7,28 persen. Tapi, pertumbuhannya pulih dengan cepat dalam setahun terakhir,” ucap Agus.

​​​​​​​
Nilai ekspor produk furnitur meningkat

Tak hanya di dalam negeri, dia menjelaskan bahwa pertumbuhan positif industri furnitur juga didukung oleh permintaan dari pasar dunia.

Dia mencatat nilai ekspor produk furnitur meningkat 7,6 persen dari USD1,77 miliar pada 2019 menjadi USD1,91 miliar pada 2020.

Dia menuturkan negara tujuan ekspor terbesar furnitur Indonesia di 2020 adalah Amerika, Jepang, Belanda, Belgia, dan Jerman.

Menurut dia, pertumbuhan positif ini tak lepas dari ketersediaan bahan baku furnitur yang melimpah di Indonesia, di mana luasan hutan produksi mencapai 68,8 juta hektare.

Selain itu, kata dia. Indonesia merupakan produsen 80 persen bahan baku rotan di dunia, khususnya di Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi.

Oleh karena itu, Agus menegaskan pemerintah akan terus memberi dukungan bagi industri furnitur.

Dia merinci dukungan itu seperti penyediaan akses produk dan promosi produk, fasilitas kemudahan iklim berusaha, fasilitas pusat logistik bahan baku, dan program revitalisasi mesin atau peralatan.

Meski begitu, dia mengimbau agar para pelaku usaha terus melakukan inovasi dan eksplorasi kebudayaan nasional untuk produk-produk furnitur.

“Begitu juga dengan pemanfaatan teknologi modern dan terus mengikuti perkembangan pasar global,” tutur Agus.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.