Ekonomi, Nasional

Indonesia tetapkan 26 program prioritas tahun 2020

Program tersebut antara lain infrastruktur dan pemerataan wilayah, nilai tambah sektor riil, industrialisasi, dan kesempatan kerja, serta ketahanan pangan, air, energi dan lingkungan hidup

İqbal Musyaffa  | 25.06.2019 - Update : 26.06.2019
Indonesia tetapkan 26 program prioritas tahun 2020 Foto udara proyek pembangunan Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (Becakayu) di jalan Kalimalang, Jakarta, Indonesia, pada 21 Februari 2018. Usai kecelakaan kerja di proyek jalan tol Becakayu pada 20 Februari 2018 dini hari, pemerintah melakukan moratorium seluruh proyek jalan tol layang (elevated). Jakarta dikenal sebagai salah satu kota yang termacet di dunia dan belum memiliki sistem transportasi dalam kota yang terintegrasi. Saat ini, Jakarta membangun berbagai proyek infrastruktur transportasi, di antaranya Light Rail Transit (LRT), Mass Rapid Transit (MRT), Bus Rapid Transit (BRT), jalan tol, flyover dan underpass untuk mengurangi kemacetan. (Eko Siswono Toyudho - Anadolu Agency)

Jakarta Raya

Iqbal Musyaffa

JAKARTA 

Pemerintah menetapkan 26 program prioritas untuk tahun 2020, antara lain infrastruktur dan pemerataan wilayah, nilai tambah sektor riil, industrialisasi, dan kesempatan kerja, serta ketahanan pangan, air, energi dan lingkungan hidup.

“Program-program ini sejalan dengan tema besar RKP 2020 yaitu Peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) untuk Pertumbuhan Berkualitas,” ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution pada Rapat Kerja bersama Badan Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat (Banggar DPR) di Jakarta, Selasa.

Menteri Darmin menjelaskan program prioritas dan program reguler Kemenko Perekonomian mengalami peningkatan dibandingkan Tahun 2019.

Pagu indikatif Kemenko Perekonomian tahun 2020 adalah sebesar Rp409,35 milyar. Angka tersebut turun sebesar Rp4,8 Milyar dari pagu anggaran tahun 2019.

“Artinya, penurunan anggaran tidak berarti menurunkan kinerja Kemenko Perekonomian,” jelas dia.

Menteri Darmin juga menjelaskan perkembangan ekonomi Indonesia yang dia yakini akan semakin tumbuh berkualitas dengan tren peningkatan positif di tengah ketidakpastian ekonomi global.

“Meskipun tidak naik dengan cepat, tapi kita tetap mampu mencetak pertumbuhan ekonomi yang konsisten naik dari tahun ke tahun,” terang Menko Darmin.

Menurut dia, pertumbuhan tersebut didukung dengan tingkat inflasi yang rendah dan terkendali sesuai dengan target yang ditetapkan dalam APBN.

Kualitas pertumbuhan yang semakin baik juga ditandai dengan tingkat kemiskinan, tingkat pengangguran, dan rasio gini yang menurun.

“Iklim investasi pun semakin baik. Pada 31 Mei 2019, S&P meningkatkan peringkat rating Indonesia satu tingkat menjadi BBB dengan outlook stabil,” papar dia.

Menteri Darmin menambahkan Indonesia masih memiliki daya tarik sebagai negara tujuan investasi berdasarkan penilaian The Economist dan IMF.

Berdasarkan penilaian IMD World Competitiveness Yearbook (WCY), peringkat daya saing Indonesia juga naik 11 peringkat dari peringkat 43 menjadi peringkat 32 pada tahun 2019, serta menjadi negara dengan peningkatan tertinggi di Asia Pasifik.

Terkait sasaran pembangunan ekonomi di tahun 2020, pemerintah menargetkan tingkat kemiskinan sebesar 8,5-9,0 persen, tingkat pengangguran sebesar 4,8-5,0 persen, dan rasio gini sebesar 0,375-0,380.

Adapun asumsi makro dalam Rancangan APBN tahun 2020 yang telah disepakati pemerintah bersama Komisi VII dan Komisi XI DPR RI antara lain pertumbuhan ekonomi di kisaran 5,2-5,5 persen (yoy), inflasi di rentang 2,0-4,0 persen (yoy), nilai tukar rupiah sebesar Rp14.000 – Rp14.500 per dolar AS, harga minyak di angka USD60/barel, lifting minyak di angka 734 ribu barel/hari, dan lifting gas sebesar 1.159 BOE/hari.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.
Topik terkait
Bu haberi paylaşın