Indonesia raih surplus neraca perdagangan USD2,61 miliar
Performa neraca perdagangan pada November menggembirakan karena ada kenaikan ekspor akibat naiknya permintaan dan harga beberapa komoditas utama

Jakarta Raya
JAKARTA
Badan Pusat Statistik (BPS) mengatakan pada November Indonesia meraih surplus neraca perdagangan sebesar USD2,61 miliar.
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan surplus tersebut berasal dari total ekspor sebesar USD15,8 miliar sementara impor USD12,66 miliar.
“Performa neraca perdagangan pada November menggembirakan karena ada kenaikan ekspor akibat naiknya permintaan dan harga beberapa komoditas utama terutama batu bara dan minyak sawit serta meningkatnya impor,” ungkap Suhariyanto dalam konferensi pers virtual, Selasa.
Nilai ekspor pada November meningkat 6,36 persen secara bulanan dan 9,54 persen secara tahunan, sementara impor meningkat 17,4 persen secara bulanan, namun turun 17,46 persen secara tahunan.
Suhariyanto mengatakan penyumbang surplus perdagangan terbesar pada November antara lain lemak dan minyak hewan nabati, bahan bakar mineral, serta besi dan baja.
Dia mengatakan surplus tersebut terdiri dari surplus nonmigas sebesar USD2,93 miliar sementara perdagangan migas mencatat defisit USD322 juta.
“Indonesia mencatat surplus perdagangan nonmigas terbesar pada bulan November dari Amerika Serikat sebesar 948,7 juta,” jelas Suhariyanto.
Surplus perdagangan nonmigas dari AS terdiri dari total ekspor USD1,6 miliar dan impor USD657 juta.
Kemudian Indonesia juga mencatat surplus nonmigas dari India sebesar USD603,8 juta dengan nilai ekspor USD963,4 juta dan impor USD359,6 juta.
Lalu, Indonesia juga meraih surplus nonmigas dari Filipina sebesar USD523,4 juta dengan nilai ekspor USD574,3 juta sementara impor USD50,9 juta.
“Pada bulan November Indonesia meraih defisit perdagangan nonmigas terbesar dari China sebesar USD572,6 juta,” kata Suhariyanto.
Defisit dari China tersebut berasal dari ekspor nonmigas Indonesia sebesar USD3,31 miliar sementara impor USD3,89 miliar.
Indonesia juga mencatat defisit perdagangan nonmigas dari Hongkong sebesar USD198 juta yang berasal dari ekspor USD124 juta dan impor USD322 juta.
Defisit perdagangan nonmigas lainnya diperoleh Indonesia dari Australia sebesar USD142,6 juta dengan nilai ekspor USD2302, juta dan impor USD372,8 juta.